2018, Pasar Otomotif Nasional Diprediksi Stagnan

2018, Pasar Otomotif Nasional Diprediksi Stagnan
Ilustrasi pembeli mobil. Foto: Jawa Pos.Com/JPNN

“Semuanya di luar Jawa. Jadi, kalau tahun ini kami punya 237 outlet, tahun depan menjadi 242 outlet,” katanya.

Untuk total nilai investasi, Hendrayadi mengaku tidak bisa memberikan angka pasti.

Sebab, harga tanah di beberapa lokasi tidak sama. Biaya untuk membangun sebuah diler pun bervariasi, bergantung pada harga tanah di daerah tersebut.

 ”Namun, investasi bangunan dan fasilitasnya rata-rata menghabiskan antara Rp 10 miliar–Rp 20 miliar untuk satu diler,” ungkapnya.

Daihatsu memilih daerah luar Jawa, khususnya Indonesia bagian timur, lantaran potensinya sangat besar. Selama ini potensi itu belum tergarap dengan baik.

”Ditunjang dengan harga komoditas pertanian dan perkebunan yang saat ini mulai membaik, kami perkirakan penjualan untuk kendaraan komersial meningkat di luar Jawa. Selama ini kontribusi komersial sekitar 35 persen dari total penjualan Daihatsu,” ungkapnya.

Selain menambah jaringan diler, Daihatsu berharap pemerintah mempunyai kebijakan baru yang lebih kondusif bagi perusahaan pembiayaan (leasing). Pasalnya, saat ini leasing sedang mengetatkan penyaluran kredit akibat kredit macet cukup tinggi.

”Penjualan Daihatsu 80 persen dari kredit sehingga kami berharap bisnis leasing bisa kembali tumbuh,” jelasnya. (tih/wir/c6/fal)


Pasar otomotif nasional diprediksi kembali stagnan tahun depan. Penjualan diprediksi di kisaran 1.050.000–1.070.000 unit.


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News