240 Pendamping Desmigratif Pastikan Migrasi Aman

240 Pendamping Desmigratif Pastikan Migrasi Aman
Bimbingan teknis pengembangan petugas desa. Foto: source for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Sebanyak 240 pendamping desa migran produktif (Desmigratif) dari seluruh Indonesia mengikuti bimbingan teknis cara bermigrasi yang aman bagi calon pekerja migran atau Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri.

Acara ini dilaksanakan oleh Kementerian Ketenagakerjaan di Jakarta, sejak 30 Oktober sampai 2 November.

Desmigratif adalah salah satu upaya pemerintah melindungi dan meningkatkan kesejahteraan para TKI yang bekerja di luar negeri dan keluarganya sejak dari kampung halaman, saat bekerja hingga kembali ke kampung halaman. Sebagai tahap awal, dipilih 122 desa kantong TKI dari berbagai daerah sebagai pelaksana program.

“Guna memastikan program berjalan sesuai dengan idealitas yang diharapkan, pemerintah merekrut tenaga Pendamping Desmigratif. Tiap desa dua tenaga pendamping,” kata Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja, Kemnaker, Maruli A. Hasoloan, Rabu (1/11).

Untuk memastikan tenaga pendamping Desmigratif berjalan maksimal, lanjut Maruli, pemilihannya ditentukan oleh musyawarah desa, serta harus berasal dari desa setempat.

Selama empat hari, para pendamping akan mendapatkan bimbingan teknis tetang program Desmigratif, memahami peluang dan tatacara bekerja di luar negeri yang aman, memahami layanan informasi pasar kerja online di pusat layanan migrasi. Memahami model pemberdayaan TKI setelah kembali ke kampung halaman.

Maruli menjelaskan, salah satu pemicu terjadinya pengiriman TKI illegal dan kejahatan perdagangan orang adalah keterbatasan informasi tentang bermigrasi yang benar, serta lamanya proses pengurusan pada layanan migrasi. Nah, dengan mendekatkan layanan migrasi dan info pasar kerja di luar negeri secara online di desa-desa kantong TKI, serta dengan pelayanan yang cepat, diharapkan tak terjadi lagi pengiriman TKI secara ilegal.

Selain bimbingan soal layanan migrasi, para pendamping Desmigratif juga mendapatkan materi tentang koperasi, usaha mikro bagi keluarga TKI dan matan TKI. Cara pengelolaan uang remitansi TKI. Pengetahuan tentang perlindungan dan pengasuhan anak untuk program community parenting bagi anak TKI. Memahami tentang bahaya human trafficking, perlindungan TKI sebelum berangkat, saat bekerja hingga kembali ke kampung halaman, BPJS Ketenagakerjaan. Serta materi terkait lainnya.

Bimbingan teknis dilaksanakan oleh Kementerian Ketenagakerjaan di Jakarta, sejak 30 Oktober sampai 2 November.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News