3 Hal Mengharukan di Balik Kasih yang Sangat Menyayangi Pembunuhnya

3 Hal Mengharukan di Balik Kasih yang Sangat Menyayangi Pembunuhnya
Penyesalan tidak terhingga ditunjukkan Deni, warga Lowokdoro Gang III, Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Sukun, Kota Malang. Pria 31 tahun itu mengaku khilaf karena telah menghajar anaknya hingga meninggal dunia. Foto Malang Post/JPNN.com

Dia lantas mengambil bambu dan memukuli kepala kedua anaknya dengan bambu. Ya, bisa ditegaskan lagi: kepala anak menjadi sasaran pukulnya!

Saking tak bisa mengontrol emosinya, kepala Kasih yang jadi samsak pun mengucurkan darah segar. Puas menghajar sang anak Deni berhenti. Dia lantas tersadar bahwa yang dilakukannya telah kelewatan.

Nah, fakta terakhir inilah yang benar-benar memilukan. Usai dihajar sang ayah, Kasih berjalan ke kamar mandi lalu cuci muka membersihkan darah dari wajahnya. Dia lalu datang ke pangkuan sang ayah. Dengan wajah polosnya seakan tak terjadi apapun, dia menggelayuti ayahnya. 

“Ayah, Kasih minta maaf. Kasih juga minta maaf sama Kak Dina,'' kata Deni yang menirukan perkataan Kasih yang kala itu bermanja di pangkuannya.

Kasih seolah ingin menyampaikan dua hal yang biasanya ada di unek-unek seorang bocah seumurannya.’’Yah, Kasih minta es krim ya. Kasih sayang sama Ayah..’’ ujarnya lirih.  

Setelah mengatakan keinginannya tersebut, Kasih tidak sadar diri. Deni kebingunan. Dia membopong anaknya yang nafasnya tersengal-sengal ke gubuk yang tak jauh dari rumahnya. Dia juga mengikatkan kain di kepala sang anak mengeluarkan darah.

Tapi nasi sudah menjadi bubur. Bocah lugu itu akhinya meninggal di tangan sang ayah yang sangat disayanginya.  (adk/any/mas)  

ORANG tua manapun seharus belajar dari peristiwa yang menimpa Kasih Ramdani, 7, bocah asal Desa Buwek, Kecamatan Sitirejo, Kabupaten Malang.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News