30 Perahu Patroli ke Desa - Desa Rawan Banjir

 30 Perahu Patroli ke Desa - Desa Rawan Banjir
Banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo. Foto: Pojokpitu/JPNN

Apa antisipasinya? Jauh-jauh hari, ada pengerukan dasar sungai. Tanggul juga diperkuat.

Sebab, air sempat meluber dan tanggul jebol. Antisipasi lainnya berupa pengiriman perahu karet. Setiap desa yang rawan banjir mendapat satu perahu. Total ada 30 perahu.

BPBD juga memberikan pelatihan tanggap bencana. ''Jika banjir, warga dapat membantu evakuasi. Minimal bisa mengurus diri sendiri," imbuh Tarso.

Di sisi lain, terjadi insiden di bantaran Sungai Bengawan Solo. Tepatnya di Desa Sungonlegowo, Kecamatan Bungah. Kapal fiberglas milik BPBD rusak dan tenggelam.

Menurut Tarso, kapal itu sudah lama ditempatkan di perairan Ngaren, Desa Sungonlegowo. ''Mungkin hampir setahun kami tempatkan di perairan Sungai Bengawan Solo itu,'' katanya.

Kapal itu hanya sandar, tidak dioperasikan. ''Mesin kami bawa karena khawatir dicuri orang,'' tuturnya.

Kapal terkena panas dan air. Kondisinya rapuh. Apalagi, tidak ada perawatan yang memadai. Akibatnya, kapal bernilai puluhan juta rupiah tersebut rusak. Yang pertama rusak bagian atap. Kemudian, lambung bocor.

''Kapal lalu tenggelam,'' tegasnya.

Jelang akhir tahun BPBD terus mengawasi daerah rawan banjir seperti Kali Lamong dan Bengawan Solo.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News