32 Tahun Proklamasi Kemerdekaan Palestina, Masihkah Ada Harapan?

32 Tahun Proklamasi Kemerdekaan Palestina, Masihkah Ada Harapan?
Bendera Palestina. Foto: Haaretz

Ia menambahkan rumah, kandang hewan, sarana mandi cuci dan kakus (MCK), serta panel-panel surya yang hancur akibat penggusuran merupakan sumber penghidupan bagi penduduk setempat, yang "haknya telah dilanggar" oleh otoritas Israel.

Tidak hanya penggusuran, sejumlah penduduk pemukiman ilegal di Tepi Barat juga diyakini telah merusak kebun buah zaitun milik bangsa Palestina.

OCHA melaporkan 1.000 pohon zaitun terbakar, 25 warga Palestina luka-luka, dan banyak hasil panen yang dijarah serta dirusak oleh para pelaku.

"Setidaknya dalam kurun waktu 7 Oktober - 2 November ada 33 insiden perusakan terhadap kebun zaitun milik komunitas Palestina," kata UN OCHA lewat siaran tertulisnya minggu lalu.

Berbagai insiden penggusuran, perusakan, pengusiran, pembatasan aktivitas, penangkapan yang sewenang-wenang meneguhkan keyakinan sebagian besar warga Palestina bahwa mereka masih belum lepas dari jerat penjajahan yang dilakukan Israel.

Pernyataan itu kerap disampaikan di berbagai forum oleh Yara Hawari, analis senior kebijakan publik di Al Shabaka -- lembaga kajian independen di Palestina; dan Salem Barahmeh, Direktur Eksekutif Palestine Institute for Public Diplomacy (PPID).

Yara Hawari, seorang analis cum aktivitas kemerdekaan Palestina, saat diwawancarai Sky News 15 September 2020 mengatakan konflik Palestina dan Israel tidak akan selesai tanpa ada pengakuan dari pihak penjajah dan komunitas internasional bahwa ada praktik kolonialisme yang dilakukan oleh Israel terhadap bangsa Palestina.

"Menurut saya, yang harus kita lakukan saat ini adalah mengakui bahwa ada dominasi satu negara dan politik apartheid yang masih dipraktikkan (Israel terhadap rakyat Palestina, red) sampai hari ini. Kita harus menerima kenyataan itu sebagai titik awal perundingan, bukan sebagai masa depan atau solusi akhir dari konflik," ia menjelaskan.

Kemerdekaan Palestina telah diproklamasikan 32 tahun yang lalu, tetapi sampai saat ini mereka tidak pernah merasakan kemerdekaan

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News