4 Cara Tokyo Terbebas dari Masalah Kekurangan Perumahan
Zona didefinisikan lebih longgar
Pasar perumahan di Tokyo mengalami pertumbuhan pesat, setelah sebagian besar lahannya hancur akibat Perang Dunia II.
Ketimbang mengatur pembangunan dengan aturan zonasi yang kaku, pemerintah Jepang mengambil "pendekatan yang lebih ringan" dalam perencanaan kota.
Memang ada banyak pembatas, tapi pengembang masih punya banyak kebebasan.
Kota-kota di Jepang memiliki 12 zona yang mencakup berbagai tingkat pengembangan perumahan, komersial, dan industri.
Rumah-rumah bisa dibangun di setiap zona, kecuali di zona yang diperuntukkan bagi industri berat. Sementara usaha komersial kecil bisa dibangun di kawasan pemukiman.
Hal ini sangat berbeda dengan sistem "zonasi Euclidean", yang biasanya diterapkan di Amerika Serikat atau Australia, di mana undang-undang zonasi hanya mengizinkan satu jenis penggunaan, misalnya perumahan saja atau industri saja.
Akibatnya, Tokyo memiliki tata ruang yang jauh lebih terdesentralisasi dan beragam, dibandingkan dengan pusat kota bergaya Australia yang dikelilingi pinggiran kota.
"Kalau di suatu daerah ada permintaan, tentu bisa disediakan perumahan. Bahkan di sebagian besar kawasan perumahan bisa ada pabrik kecil, bar kecil, restoran kecil, butik kecil, jadi tetap campur aduk," ujar Jorge Almazan, arsitek di Jepang dari Keio University.
Tidak seperti kebanyakan ibu kota lainnya di dunia, Tokyo tidak alami kekurangan perumahan
- Verifikasi dengan Swafoto Bersama Kartu Identitas: Seberapa Aman dan Bisa Diandalkan?
- Dunia Hari Ini: Surat Kabar Inggris Digugat Pangeran Harry
- Apa yang Menyebabkan Dwi Kewarganegaraan Indonesia sekadar Wacana?
- Ketika Yahudi Australia Berubah Pikiran soal Israel, Simak Ceritanya
- Dunia Hari Ini: Rekor Roti Terpanjang di Dunia Dipecahkan di Prancis
- Dunia Hari Ini: Israel Serang Rafah, Meski Hamas Setujui Gencatan Senjata