48 Tahun Hidup Tanpa Kartu Identitas, Sukaesih Hidup Lontang-Lantung
"Dulu saya diminta Rp 200 ribu masih bisa, sejak punya anak jadi susah karena uangnya lebih baik saya pakai untuk beli beras," tuturnya.
Berbagai upaya sudah dilakukan Sukaesih termasuk menjadi relawan salah satu calon anggota legislatif Kota Depok. Saat itu Sukaesih berjanji akan mengerahkan orang memilih sang legislator asalkan dirinya mendapatkan KTP.
Namun, janji tinggal janji. Begitu terpilih, legislatornya lupa janjinya dan KTP yang diminta Sukaesih tidak juga didapatkan.
Kini Sukaesih merana karena tidak punya kartu identitas. Tidak hanya dirinya yang susah, ketiga anaknya pun harus menerima kesusahan lantaran terancam didrop out dari sekolah bila tidak membayar uang sekolah.
"Saya ingin sekali punya KTP, kartu keluarga, dan akte kelahiran biar saya dan anak-anak saya bisa dapat KIS, KKS, dan KIP. Saya ingin anak-anak sekolah tinggi. Katanya kalau ada KIP bisa sekolah tinggi sampai SMA. Mudah-mudahan pemerintah mau peduli dengan nasib keluarga saya. Kami orang miskin yang tampak nyata di depan mata tapi tidak tersentuh oleh pemerintah," tutur Sukaesih. (***/jpnn)
KARTU identitas wajib dimiliki setiap warga negara Indonesia (WNI). Namun, fakta di lapangan, masih banyak WNI yang tidak mengantongi kartu
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor