5 Ton Benih Ikan Mati di Danau Maninjau

5 Ton Benih Ikan Mati di Danau Maninjau
Kondisi Danau Maninjau saat ini yang dilanda angin kencang mengakibatkan lima ton benih ikan mati. (antara)

Dia mengimbau pembudi daya ikan sudah saatnya melakukan aktivitas budi daya ikan di keramba jaring apung dengan memperhatikan daya dukung danau, yakni mengurangi padat tebar dan memberikan pakan ikan dengan jumlah yang sesuai kebutuhan ikan.

Terpenting adalah secara perlahan-lahan mulai mengurangi jumlah keramba jaring apung, sehingga mencapai batas maksimal yang diperbolehkan, bukan malah menambahnya.

Terkait dengan faktor menurunnya kualitas induk atau benih ikan, secara bertahap sedang mengupayakan solusinya melalui pembinaan penerapan Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB) dan penyediaan calon induk ikan unggul dari APBD dan APBN.

"Ini program kami ke depan, agar bibit yang dihasilkan menjadi unggul," katanya.

Sebelumnya, dia telah menginstruksikan jajarannya melakukan pemantauan ke Danau Maninjau dalam mewaspadai cuaca ekstrem.

Selain itu, hal ini juga dalam menindaklanjuti adanya simpang siur berita kematian ikan di keramba jaring apung pada Selasa (28/2), telah menimbulkan polemik pada beberapa kalangan masyarakat.

Hasil pemantauan di lapangan dan koordinasi dengan Pemerintahan Nagari Koto Kaciak, Bayua, Maninjau dan Tanjung Sani, sampai kondisi Kamis (2/3), diperoleh hasil bahwa fakta di lapangan tidak sebesar informasi yang beredar dan tidak ada kematian ikan secara massal.

Di Danau Maninjau, tambahnya, tidak terdapat bangkai ikan yang menumpuk-numpuk sebagaimana informasi yang beredar.

Pemkab Kabupaten Agam, Sumbar, mencatat sekitar lima ton benih ikan mati di Danau Maninjau.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News