5,7 Juta Warga Buta Aksara, Kemdikbud Klaim Sudah Turun Jauh

5,7 Juta Warga Buta Aksara, Kemdikbud Klaim Sudah Turun Jauh
Ilustrasi. Foto: JPNN

jpnn.com - JAKARTA- Hari Aksara Internasional (HAI)‎ menjadi momentum penting untuk menuntaskan tuna aksara di Indonesia. Pasalnya, jumlah penduduk tuna aksara di Indonesia masih tergolong tinggi.

Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Harris Iskandar mengatakan, usaha untuk memberantas tuna aksara di Indonesia telah mencapai hal positif.

Berdasarkan‎ data Kemendikbud, pada 2005, persentase penduduk tuna aksara di Indonesia masih mencapai 9,55 persen atau sekitar14,89 juta orang. Angka tersebut menurun pada 2015, menjadi 3,56 persen atau sekitar 5.778.486 orang.

"Periode 2005 hingga 2015, angka literasi di Indonesia sudah bagus. Sekarang tinggal 5,7 juta orang yang masih buta aksara," kata Harris di Jakarta, Jumat (9/9).

Dia menyebutkan, jumlah 5,7 juta orang yang buta aksara ini kebanyakan berusia di atas 45 tahun. Sedangkan usia di bawah 45 tahun, sebanyak 99 persen sudah bisa baca tulis.

"Yang paling banyak tidak bisa baca tulis adalah perempuan yang tinggal di desa‎ dan hidupnya susah. Makanya ini yang pemerintah upayakan agar mereka bisa baca tulis menulis dengan sentuhan wirausaha misalnya," terangnya. (esy/jpnn)


JAKARTA- Hari Aksara Internasional (HAI)‎ menjadi momentum penting untuk menuntaskan tuna aksara di Indonesia. Pasalnya, jumlah penduduk tuna


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News