6.713 Bangunan Hangus akibat Kebakaran Lahan California

6.713 Bangunan Hangus akibat Kebakaran Lahan California
API TAK MENDISKRIMINASI: Seperti ratusan ribu bangunan lainnya, mansion di Bel-Air ini juga terancam dilalap api liar yang tengah melanda Negara Bagian California. Foto: AFP

jpnn.com, CALIFORNIA - Kebakaran lahan di Negara Bagian California, Amerika Serikat (AS), belum padam. Hingga musim dingin sudah di depan mata, pasukan pemadam kebakaran masih kewalahan. Bencana yang melanda California dua bulan pasca kebakaran Mendocino Complex itu menjadi yang paling mematikan.

Sedikitnya 81 ribu hektare lahan hangus gara-gara kebakaran tersebut. Kepala Pemadam Kebakaran Los Angeles Daryl Osby meramalkan bahwa api masih akan berkobar sampai sekitar tiga hari mendatang.

"Angin akan berembus kencang sampai tiga hari lagi," ujarnya sebagaimana dikutip Reuters. Karena itu, dia mengimbau warga bertahan di pengungsian. Nyawa mereka lebih penting ketimbang harta benda.

Menurut CNN, lebih dari 300 ribu orang di berbagai penjuru negara bagian tersebut sudah mengungsi. Termasuk, belasan bintang Hollywood yang tinggal di pesisir Malibu.

Jika dilihat dari luas area yang terdampak, kebakaran di Mendocino Complex jauh lebih dahsyat.

Namun, kerugian materiil akibat kebakaran kali ini jauh lebih banyak. Saat kebakaran Mendocino Complex, sedikitnya 280 bangunan terbakar habis dan satu nyawa melayang. Kali ini, 31 orang tewas dan 6.713 bangunan gosong. Adapun Woolsey Fire di dekat Malibu membakar 177 rumah mewah.

"Ini bukan lagi hal yang normal," ujar Gubernur California Jerry Brown.

Menurut dia, perubahan iklim berkontribusi besar dalam kebakaran hebat yang melanda wilayahnya tersebut. Karena itu, dia mendesak Presiden Donald Trump untuk segera mendeklarasikan status darurat bencana. (bil/c11/hep)


Kebakaran lahan di California, Amerika Serikat (AS), belum padam. Bencana kali ini menjadi yang paling mematikan dalam sejarah negara bagian tersebut


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News