737 MAX 8

Oleh Dahlan Iskan

 737 MAX 8
Dahlan Iskan. Ilustrasi: Jawa Pos

Yakni jatuhnya pesawat Ethiopia. Serba-mirip dengan jatuhnya Lion di Indonesia. Lima bulan lalu.

Sama-sama baru take off sekitar 5 menit. Sama-sama punya problem untuk mencapai ketinggian.

Jenis pesawatnya sama: Boeing 737 MAX 8. Yang dirancang paling canggih. Dengan keunggulan utamanya: lebih hemat bahan bakar.

Persaingan pesawat adalah persaingan bahan bakar. Merpati pernah mengalami kekalahan efisien ini.

Problemnya: punya banyak pesawat MA. Bikinan Tiongkok. Dari pabriknya di Xian. Sangat boros bahan bakar. Kian diterbangkan kian menyebabkan rugi.

Biaya bahan bakarnya per penumpang per kilometer 16 cent dolar. Padahal ATR bisa hanya 9 cent dolar per penumpang per kilometer.

Boleh dikata jenis Bombardier ini terjepit: ke atas kalah efisien dengan armada 737. Ke bawah kalah efisien dengan ATR.

ATR kini jadi bintang efisien di kelas baling-baling. Boeing 777 menjadi bintang efisiensi di kelas pesawat berbadan besar. Dan 737 MAX 8 bintang efisiensi di kelas menengah.

Persaingan pesawat adalah persaingan bahan bakar. Lion Air tahu perhitungan seperti itu. Merpati pernah mengalami kekalahan efisien ini.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News