80 Jam Indonesia Tunjukkan Prototype Aplikasi IT Digital

80 Jam Indonesia Tunjukkan Prototype Aplikasi IT Digital
Demo Prototype Aplikasi hasil pelatihan IT Digital. Foto: Ist

Peserta juga diberikan motivasi dan penumbuhan karaktek agar senantiasa menjadi individu yang memiliki pikiran positif dan daya juang yang tinggi. Untuk menunjang pemasaran prototype yang telah dikembangkan peserta juga dilatih dengan kemampuan presentasi dan personal branding itu yang dijelaskan oleh Hardyanto, Kepala Bidang Teknologi Informasi Asiten Deputi Peningkatan Kreativitas Pemuda.

Sebanyak 32 orang pemuda hasil assestment peserta pelatihan membuktikan kemampuannya menciptakan 5  aplikasi prototype dalam bentuk aplikasi web dan mobile yaitu: 

a. Nongkrongin.ID yaitu sebuah portal yang berisi database komunitas pemuda dan komunitas olah raga yang ada di Indonesia, yang menjadi fitur andalan portal ini adalah pengunjung aplikasi dapat dengan mudah menemukan komunitas pemuda atau komunitas olahraga yang ada di sekitar lokasi dia berada. Portal ini memanfaatkan teknologi Google Maps untuk mendeteksi lokasi.

b. Dongeng.in yaitu portal aplikasi yang tercipta berawal dari kekhawatiran para pemuda yang tergabung dalam tim mengenai konten video dan film yang saat ini kurang bersahabat terhadap anak dan remaja. Mereka kemudian berinisiatif untuk membuat sebuah portal video yang aman bagi anak dan remaja. Yang menjadi unggulan dari portal ini adalah dapat diintegrasikan dengan big data sehingga dapat memunculkan konten video sesuai dengan profil dan perilaku pengunjung serta waktu kunjungan.

c. Jahit.IN , yaitu aplikasi mobile yang menjadi wadah bagi para komunitas pemuda yang bergerak di bidang fashion khususnya penjahit dan konveksi. Aplikasi ini dapat memunculkan list dari pengusaha muda di bidang fashion yang ada di sekitar kita. Aplikasi juga dilengkapi dengan fitur chat untuk memudahkan komunikasi antar pengguna aplikasi.

d. E-Attendance, yaitu aplikasi pencatat kehadiran berbasis mobile yang dapat dimanfaatkan oleh institusi baik institusi pemerintah maupun institusi swasta untuk dapat melakukan pengelolaan kehadiran para pegawainya. Aplikasi ini memanfaatkan fitur gps yang ada di smartphone digabungkan dengan teknologi peta digital dari Google. Untuk menghindari kecurangan, selain metode keamanan yang telah diterapkan dalam aplikasi ini juga ditunjang dengan adanya laporan ke atasan langsung pegawai secara realtime berupa notifikasi maupun reporting.

e. Cafetaria.id, yaitu aplikasi yang tercipta yang berawal dari kesulitan menemukan makanan-makanan tradisional yang saat ini mulai ditelan oleh kemajuan zaman. Dengan adanya aplikasi ini bertujuan untuk membuat sebuah wadah dalam bentuk marketplace untuk para pedagang makanan tradisional tersebut. Dengan adanya aplikasi ini diharapkan dapat meningkatkan pemasaran para pedagang makanan tradisional yang otomatis akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pedagang. Selain itu juga turut melestarikan makanan-makanan tradisional yang telah diwariskan dari generasi pendahulu kita.

Sekretaris Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Kemenpora, Esa Sukmawijaya mengatakan pelatihan ini untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya terhadap peningkatan kreativitas dan kemampuan pemuda di bidang IT.

Demo oleh Kemenpora IT menghasilkan 5 prototype program aplikasi berbasis web dan mobile.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News