Abad Banser

Oleh: Dahlan Iskan

Abad Banser
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Saya pun ingin memutuskan hal yang sama: toh tinggal sekitar 6 km lagi. Dengan jalan cepat, bisa ditempuh dalam satu jam. Pada jam 06.00 sudah bisa tiba di stadion. Toh acara intinya jam 07.00.

Baca Juga:

Saya tidak mungkin meninggalkan mobil. Kalau saja yang  mengemudikan mobil Kang Sahidin saya bisa lakukan itu.

Akan tetapi yang memegang kemudi kemarin ialah Dirut Harian Disway Tomy C. Gutomo. Tidak mungkin saya meninggalkannya sendirian.

Toh saya hanya undangan biasa meski ada stempel VVIP. Saya bukan petugas keamanan atau petugas acara.

Saya harus menerima keadaan apa adanya. Toh tidak sendirian.

Berpuluh-puluh bus juga berhenti total di tol ini. Sampai berjajar tiga. Banyak penumpangnya turun. Duduk-duduk di bawah pohon di dekat pagar tol.

Saya juga turun dari mobil: menghilangkan penat. Di situ, di tengah tol itu, bertemu banyak pengurus wilayah dari berbagai daerah. Juga bertemu warga NU dari berbagai cabang dan ranting: Trenggalek, Ngawi, Ponorogo, Bojonegoro, Lamongan, Tuban....

Saya lihat ada taksi di tengah lautan mobil macet itu. Alangkah mahalnya ongkos taksi itu nanti. Argo jalan terus. Sudah dua jam. Masih ada tiga atau empat jam lagi.

Saya pun berdoa di dalam hati: semoga Banser in action ini tidak menggerakkan hati Ibu Megawati mengadakan apel besar Satgas Banteng.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News