Abduh Lestaluhu, Tidur sambil Berdiri, Senjatanya Jatuh

Abduh Lestaluhu, Tidur sambil Berdiri, Senjatanya Jatuh
Abduh Lestaluhu (kiri) bersama Manahati Lestusen. Foto: dok pribadi for JPNN.

”Padahal, ketika itu malam sudah pukul 1 dini hari,” katanya.

Tak kuasa menahan perut keroncongan, Abduh pun lantas memutuskan menyusup dan keluar barak secara diam-diam. Padahal, yang masih menjalani pendidikan dilarang keluar barak selama tiga bulan pertama. 

Meski sudah berusaha berhati-hati, gerak-gerik Abduh ternyata tertangkap radar para pengajar. Karena itu, begitu hendak balik ke barak setelah selesai menyantap makanan di warung, Abduh langsung ditahan. 

Sesuai aturan, seluruh anggota peleton I harus turut menerima hukuman diterjunkan ke dalam sungai dengan hanya menggunakan celana dalam.

Adapun hukuman dari rekan-rekan sepeleton, Abduh harus tidur melawan dinginnya malam dan panasnya udara siang selama satu minggu seorang diri. Sebab, tempat tidurnya dipindahkan oleh teman-temannya ke luar kamar. 

Namun, lama-kelamaan, Abduh mulai bisa menyesuaikan diri. Setelah berjalan sekitar sebulan, Abduh bahkan mulai bisa memetik manfaatnya. Bukan hanya dari ketahanan fisik dan keterampilan militer. ”Jiwa patriotisme kami juga jadi begitu tinggi,” katanya. 

Persis sebulan plus 20 hari, Abduh dkk pun mengakhiri pendidikan yang semestinya ditempuh lima bulan. Gara-garanya, PS TNI memastikan ikut turnamen Piala Jenderal Sudirman. Para pemain cum tentara itu pun dipanggil untuk mengikuti training center di Medan, Sumatera Utara. 

Karena sudah menyelesaikan pendidikan Secaba, mereka berhak menyandang pangkat sersan dua. Untuk penempatan, Manahati Lestusen dkk ditugaskan di Puspom (Pusat Polisi Militer) Kodam Jaya, Jakarta.    

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News