Abdul Sodorkan Cara agar RI Memenangi Pertarungan Hadapi Tiongkok

Abdul Sodorkan Cara agar RI Memenangi Pertarungan Hadapi Tiongkok
Kapal nelayan yang bersandar di Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Selat Lampa, Natuna. Foto: ANTARA News/Natisha Andarningtyas

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Pusat Kajian Maritim untuk Kemanusiaan, Abdul Halim, urun pendapat terkait klaim Tiongkok atas Laut Natuna.

Menurut Abdul Halim, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mestinya mendorong para nelayan Indonesia giat mencari ikan di Laut Natuna yang merupakan bagian dari perairan nasional.

"Dalam diplomasi internasional, kehadiran merupakan kata kunci yang harus dimenangkan," kata Direktur Eksekutif Pusat Kajian Maritim untuk Kemanusiaan, Abdul Halim, di Jakarta, Minggu (5/1).

Abdul Halim juga sepakat bahwa KKP harus benar-benar membangun sektor kelautan dan perikanan nasional secara terus-menerus sehingga eksistensi NKRI betul-betul terasa nyata di Natuna.

Hal tersebut, lanjutnya, dapat dilakukan dengan membawa semua kementerian/lembaga negara menggelar kekuatan secara kolektif sesuai tupoksinya secara koordinatif di beranda negeri ini.

"Dengan cara itulah, kita bisa memenangi pertarungan menghadapi klaim tak berdasar dari Cina (Tiongkok) atau negara lainnya," katanya.

Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengusulkan pembelian kapal pelayaran samudera (ocean going vessel) berukuran besar untuk menjaga laut Indonesia.

Hal itu dilakukan menyusul insiden masuknya kapal penjaga pantai Tiongkok ke perairan Natuna, Kepulauan Riau, yang mengawal beberapa kapal ikan asal negeri panda itu di perairan tersebut Desember 2019.

Abdul Halim menyarankan seluruh kementerian/lembaga negara menggelar kekuatan secara kolektif untuk menghadapi klaim Tiongkok atas Laut Natuna.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News