Aborigin Australia: COVID Bukan Pandemi Pertama Kami

Pada saat itu, Gubernur Arthur Phillip memperkirakan sekitar setengah dari orang Aborigin di daerah Sydney Cove meninggal akibat wabah. Namun perkiraan setelah itu jauh lebih tinggi.
Sampai hari ini, cerita turun-temurun di kalangan penduduk asli masih mengisahkan bencana itu.
"Orang Aborigin menyebutnya 'setan Iblis'," ujar sesepuh suku Dharawal, Shayne Williams.
"Mereka menganggapnya sebagai sesuatu yang buruk secara spiritual. Mereka bisa saja menuding para penjajah yang datang dan mereka tidak salah."
Profesor Jakelin Troy, direktur penelitian penduduk asli pada University of Sydney, menjelaskan nama lain untuk penyakit ini dan gejalanya dapat ditemukan dalam bahasa lokal.
"Orang-orang Aborigin memberi istilah untuk gejala demam dan keringat dingin, bekas-bekas penyakit pada orang yang sembuh, dan kata-kata ini menyebar hingga ke tenggara Australia," kata Profesor Jakelin, warga suku Ngarigo.
Penyakit misterius
Menurut Profesor John Maynard, penyakit yang menghancurkan penduduk asli Australia ini bukanlah penyakit misterius bagi para pendatang Inggris.
"Dokter Inggris yang ikut datang, dengan cepat menyatakan penyakit itu adalah cacar."
Ada wabah penyakit yang tak akan pernah dilupakan oleh orang Aborigin Australia meskii terjadinya ratusan tahun sebelum COVID-19 lahir dan meneror dunia
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya