Abraham Samad: Impor Itu Bohong

Abraham Samad: Impor Itu Bohong
Abraham Samad: Impor Itu Bohong

jpnn.com - JAKARTA - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad menilai seluruh rakyat Indonesia seharusnya hidup dalam kemakmuran. Namun, kesalahan manajemen dan praktek korupsi membuat hasil kekayaan Indonesia hanya dirasakan sejumlah kecil orang saja.

Ia mencontohkan sektor pertambangan dan energi yang 70-80 persennya dikuasai asing. Menurutnya, berdasarkan hasil penelitian KPK sebagian besar pengusaha disektor ini tidak membayar  pajak dan royalti kepada negara.

"Kita hitung-hitung, royalti yang gak dibayarkan untuk migas, batubara, nikel dan emas itu Rp20.000 triliun pertahun kita kehilangan. Bila dibagi ke seluruh rakyat, maka pendapatan rakyat indonesia perbulan 20 juta," ujar Samad saat memberikan kuliah di Rakernas ke-III PDI-P di Econvention, Ancol, Jakarta, Sabtu (7/9).

Ia menjelaskan, sumber daya alam Indonesia sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional dan bahkan ekspor. Untuk migas saja, lanjutnya, saat ini ada 45 blok yang sudah beroperasi dan kedepannya akan menyusul 144 blok lagi dibuka.

Jika semua itu dinasionalisasi, kata Samad, maka akan memberi pendapatan bagi negara sebesar Rp 7200 triliun.

"Maka kita dorong untuk nasionalisasi, dan kita perketat izin tambang dan patuh membayar royalti. APBN 1.500 triliun sudah dibangga-banggakan, ternyata gak ada apa-apanya, itu dari sektor SDA, belum sektor-sektor lain. Kalau bisa terwujud, maka gak ada lagi putus sekolah," papar Samad.

Lebih lanjut Samad mengatakan, hal yang sama juga terjadi di sektor pangan. Berdasarkan penelitian KPK, Indonesia seharusnya tidak perlu lagi bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan pangan.

"Kita ini dibodoh-bodohi terus. Impor-impor itu bohong, karena KPK sudah mempelajari. Karena itu Kewajiban KPK bersama PDIP untuk berantas korupsi. Supaya Indonesia kembali ke kejayaannya," pungkas Samad yang disambut tepuk tangan para peserta. (dil/jpnn)


JAKARTA - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad menilai seluruh rakyat Indonesia seharusnya hidup dalam kemakmuran. Namun, kesalahan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News