Abu Sayyaf Ancam Penggal Sandera, Presiden Aquino Tak Gentar

Abu Sayyaf Ancam Penggal Sandera, Presiden Aquino Tak Gentar
Pasukan militer Filipina. Foto: philstar

jpnn.com - MANILA - Filipina tetap pada pendirian semula, tak akan mau berkompromi dengan kelompok separatis Abu Sayyaf.

Dari laporan Inquirer, Senin (25/4), Presiden Filipina Benigno Aquino III malah memerintahkan operasi militer yang lebih intensif lagi untuk penyelamatan sandera. Instruksi ini muncul di hari yang sama dengan berakhirnya batas waktu yang diberikan Abu Sayyaf, terkait empat sandera yang sudah ditahan selama tujuh bulan.

"Presiden Aquino telah mengarahkan kepala Armed Forces of the Philippines (militer) Glorisos Miranda, dan kepala Philippine National Police (polisi) Ricardo Marquez, untuk melakukan langkah militer dan penegakan hukum operasi yang sesuai untuk efek penyelamatan sandera," ujar Communications Secretary, Herminio Coloma Jr. dalam sebuah pernyataan Senin (25/4) siang.

Diketahui, Senin ini merupakan hari terakhir yang diberikan Abu Sayyaf untuk menebus empat sandera. Mereka, dua warga negara Kanada John Ridsdel (68) dan Robert Hall (50), lalu satu WN Filipina Tess Flor (48) dan satu WN Norwegia Kjartan Sekkingstad (56), diculik dan ditahan sejak September tahun lalu dari pembajakan kapal di perairan Mindanao.

Abu Sayyaf mengancam akan memenggal kepala sandera andai tebusan tidak dibayarkan. Sebelumnya, di awal bulan ini, Abu Sayyaf merevisi permintaan dan menetapkan tenggat waktu baru. Dari tebusan masing-masing Peso 1 miliar (sekitar Rp 283 miliar) untuk sandera, mereka telah menurunkan permintaan menjadi Peso 300 juta. Batas waktu awalnya ditetapkan pada tanggal 8 April dijadwal ulang menjadi Senin, 25 April.

Namun, respons dari pemerintah Filipina sudah jelas dan tegas. "Upaya maksimal sedang dilakukan untuk menyelamatkan empat sandera yang diculik di Samal Island Oktober lalu 2015, setelah Abu Sayyaf mengumumkan pemenggalan sanderanya," kata juru bicara polisi Wilben Mayor.

Dia membenarkan, Kepala Angkatan Bersenjata Letjen Glorioso Miranda dan kepala PNP Jenderal Ricardo Marquez sudah ditugaskan untuk melakukan operasi militer dan penegakan hukum operasi yang tepat untuk menyelamatkan para sandera.

Sementara juru bicara militer Filipina, Brigadir Jenderal Restituto Padilla mengatakan, mereka telah menerima laporan dua hari lalu bahwa para sandera masih hidup. (adk/jpnn)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News