Ada Ajaran Solidaritas yang Bisa Diambil dari Serangan Masjid Selandia Baru

Tantowi memuji keberanian PM Ardern yang dalam waktu cepat menyebut pelaku sebagai "teroris" dan serangannya sebagai "aksi teror", sehingga membuktikan pada dunia bahwa teroris tidak memiliki agama.
"Ini jarang sekali dilakukan pemimpin-pemimpin di negara barat, terutama jika pelakunya adalah orang berkulit putih," tambah Tantowi saat dihubungi Erwin Renaldi dari ABC Indonesia.
Keputusan PM Ardern untuk segera mengamandemen undang-undang kepemilikan senjata api juga mendapat acungan jempol dari Tantowi.

50 jemaah tewas dalam serangan penembakan yang dilakukan seorang warga Australia di sebuah masjid di kota kecil Chirstchruch, Selandia Baru sesaat sebelum shalat Jumat dimulai (15/03/2019) dan pelaku sempat menyiarkan aksinya secara langsung melalui jejaring sosial.
Termasuk korban tewas adalah warga negara Indonesia, Lilik Abdul Hamid, sementara dua WNI lainnya seorang ayah dan anaknya, Zulfirmansyah dan Mohammad Raid mengalami luka tembak dan sempat dirawat di rumah sakit.
Solidaritas dan perlindungan warga minoritas
Dalam buku duka nasional Selandia Baru, PM Ardern menyampaikan belasungkawa bagi para korban serangan teror dengan menuliskannya, "kita berduka bersama, kita satu, mereka adalah kita."
Pernyataan tersebut langsung mendapat sambutan dari jutaan warga Selandia Baru dan negara lainnya, termasuk Australia dan menjadikan #WeAreOne dan #TheyAreUs menjadi trending di Twitter dan Instagram.
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas