Ada Lombok Tahan Sakit dan si Mungil yang Superpedas
Minggu, 21 Juli 2013 – 02:07 WIB
M. Syukur layak menyandang sebutan doktor cabai. Bayangkan, sudah 13 tahun pengajar Institut Pertanian Bogor (IPB) itu meneliti cabai. Termasuk, tentu saja, mencicipi kadar kepedasan ratusan varietas cabai temuannya.
GUNAWAN SUTANTO, Bogor
Selain mengajar, hari-hari M. Syukur banyak dihabiskan di rumah. Rumah di kompleks dosen Alam Sinar Sari, Cibeureum, Dramaga, Bogor, itu telah disulap menjadi ’’laboratorium’’ cabai. Terletak di belakang rumahnya, laboratorium itu berupa sebuah bangunan yang cukup asri –dikelilingi taman dan kolam ikan-- serta lahan kebun cabai seluas 600 meter persegi.
Sabtu (20/7), ketika Jawa Pos berkunjung ke rumahnya, M. Syukur sedang di kebun. Dibantu dua mahasiswa yang menjadi asistennya, dia tengah mengecek pertumbuhan benih-benih cabai varietas baru temuannya. Salah satunya cabai hibrida IPB CH3 dan Seloka IPB. Keduanya merupakan varietas cabai unggul yang dihasilkan Syukur dalam penelitiannya yang berada di bawah naungan Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB.
’’IPB CH3 mulai diteliti 2003 dan baru dirilis 2010. Itu merupakan varietas sayuran pertama yang dirilis perguruan tinggi. Yang ada selama ini varietas milik perusahaan,’’ papar pria kelahiran Sri Kembang, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, itu.
M. Syukur layak menyandang sebutan doktor cabai. Bayangkan, sudah 13 tahun pengajar Institut Pertanian Bogor (IPB) itu meneliti cabai. Termasuk,
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor