Ada Optimisme, Juga Kue, Sebelum Pembantaian Tiananmen di China

Ada Optimisme, Juga Kue, Sebelum Pembantaian Tiananmen di China
Ada Optimisme, Juga Kue, Sebelum Pembantaian Tiananmen di China

Seorang aktivis Zhou Fengsuo mengelola siaran Suara Gerakan Mahasiswa darii Tiananmen saat itu. Dia menilai hari-hari tersebut telah memunculkan sifat-sifat terbaik dalam diri rakyat.

"Bagi saya, aspek terpenting yaitu jutaan rakyat China untuk pertama kalinya, mungkin juga yang terakhir dalam hidup mereka, merasakan kebebasan di Beijing," katanya.

"Kebanyakan orang tidak saling mengenal. Kami semua terikat oleh mimpi untuk Tiongkok yang lebih baik," ujarnya.

"Tiananmen, selama periode yang singkat itu, begitu damai. Orang-orang menumbuhkan persahabatan satu sama lain," tambah Zhou.

Pemerintah Komunis China memang telah menyatakan darurat militer, tapi para demonstran di jalan-jalan Beijing itu tak pernah menduga Tentara Pembebasan Rakyat akan menembaki mereka.

Ada Optimisme, Juga Kue, Sebelum Pembantaian Tiananmen di China Video: Chinese protesters sing anthem The Internationale (ABC News)

Dalam adegan yang direkam ABC, mahasiswa dan rakyat saling bergandengan tangan seraya menyanyikan The Internationale, lagu Partai Komunis dunia, sementara para tentara menyaksikan mereka.

Rowena Xiaoquing He yang ketika itu masih duduk di bangku SMA turut bergabung dalam demo di luar Kota Beijing. Dia mengaku ikut merasakan optimisme yang membuncah dan akan mengantarkan negara ke demokrasi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News