Ada Warga Surabaya Kulitnya Bentol-bentol Merah, dr Desy: Ini Aneh

Ada Warga Surabaya Kulitnya Bentol-bentol Merah, dr Desy: Ini Aneh
Ilustrasi petugas PMI menyemprotkan cairan disinfektan. Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww

Sebenarnya saat memeriksa pasien, Desi berulangkali memaparkan bahwa timbulnya herpes zozter thorakalis ini bukan karena cairan disinfektan.

Hanya saja, jika dilihat dari riwayat penyakit ini, mulai timbul hampir bersamaan dengan pasien terkena cairan. Padahal sebelumnya pasien ini lebih dahulu mengalami gejala seperti meriang dan panas dingin.

"Sudah saya terangkan kepada ibuknya (pasien) ini adalah bersamaan. Sebenarnya ibu ini sudah ada gejala tidak enak badan untuk mau jadi herpes. Kebetulan pada saat itu, kok ya kecipratan disinfektan. Tapi disinfektan ini bukan menyebabkan herpes. Tidak, tidak ada hubungannya," katanya.

Bahkan, lanjut dia, sehari sebelum Puskesmas Rangkah menjemput pasien dan dibawa ke RSUD dr. Soewandhie untuk diperiksa, pasien berusia 60 tahun itu sudah mendapat penanganan pertama dari tim gerak cepat (TGC) dengan memberikan resep obat anti virus dan vitamin.

"Pasien bilang semalam sudah mulai enak tidurnya. Bersih dan nyaman tidak merasakan perih karena obat," katanya.

Selanjutnya, Desi memastikan bahwa setelah pemeriksaan dan pemberian obat anti nyeri dan vitamin itu diberikan, pasien bisa kembali melakukan kontrol minggu depan.

"Saya sudah sampaikan minggu depan jadwalnya kontrol kembali. Jadi, sekali lagi murni bukan karena disinfektan," katanya. (antara/jpnn)

Dinkes Surabaya langsung gerak cepat tangani warga yang kulitnya bentol-bentol merah, semula diduga terkena cairan disinfektan untuk membunuh virus corona COVID-19.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News