Adian Minta Demokrat Belajar Matematika Sebelum Kritik Harga BBM
jpnn.com, JAKARTA - Anggota DPR dari fraksi PDIP Adian Napitupulu meminta fraksi Demokrat belajar matematika dan sejarah sebelum mengkritik kenaikan harga BBM.
Sebab, di era Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) lebih banyak dibandingkan kenaikan harga BBM di era Presiden Joko Widodo.
"Era SBY tentunya merupakan kesedihan bagi semua orang kecuali mereka yang berkuasa saat itu," ujar Adian, Kamis (8/9).
Adian menyebut di era SBY total kenaikan harga BBM Premium Rp 4.690, sementara di era Jokowi total kenaikan BBM jenis Premium/Pertalite sekitar Rp 3.500 per liter.
Jadi, SBY menaikan BBM lebih mahal Rp 1.190 dari Jokowi.
Selain itu, di era SBY upah minimum misalnya DKI Rp 2.200.000 pada 2013. Kemudian, dengan BBM harga 6.500 per liter maka upah satu bulan hanya dapat 338 liter perbulan.
Di era Jokowi hari ini BBM Rp 10 ribu dan upah minimum Rp 4.641.000 per bulan.
"Di era Jokowi setiap bulan upah pekerja senilai dengan 464 liter BBM. Jadi, ada selisih kemampuan upah membeli BBM antara SBY dan Jokowi sebesar 126 liter," kata Adian.
Anggota DPR dari fraksi PDIP Adian Napitupulu meminta fraksi Demokrat belajar matematika dan sejarah sebelum mengkritik kenaikan harga BBM.
- Jokowi-Prabowo Dinilai Mampu Solidkan Koalisi Pemerintahan Baru
- Pakar Sebut Prabowo Mampu Lanjutkan Strategi Geopolitik Jokowi
- Pragmatisme Politik Merajalela di 2024, PDIP Pastikan Keberpihakan pada Wong Cilik
- Konsolidasikan Kader PDIP, Hasto Singgung Rintangan Pertemuan Megawati-Jokowi
- Megawati Minta Kader PDIP Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat
- Pengamat Nilai PDI Perjuangan Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran