Agar Sukses, Anggota BIN Harus Dapat Restu Ibu

Agar Sukses, Anggota BIN Harus Dapat Restu Ibu
Supono Soegiran, saat ditemui di Pesona Kahyangan, Margonda, Depok, Jawa Barat, Senin, 22 Oktober 2012. Foto: Ridlwan/ Jawa Pos
Untuk lelaki yang pada 7 November nanti berulang tahun ke-65 itu, fisiknya masih sangat bugar. Badannya tegap dan sorot matanya tajam. Supono hanya mengenakan kaus santai dengan satu kancing atas dibuka.

Di depan meja terletak sebuah laptop, notes kecil, sebuah USB flashdisk warna merah jambu (pink) dan segelas teh hangat tanpa gula (teh pahit). Dia membawa satu tas jinjing kecil dan sebuah pouch di ikat pinggang. "Kalau senggang seperti ini, selalu saya isi waktu dengan menulis. Judul tulisan soal intelijen sudah antre di sini,"   katanya sembari memegang belakang kepala.

Supono memang baru saja meluncurkan buku pada pekan ketiga Oktober lalu. Judulnya: Intelijen, Profesi Unik Orang-Orang Aneh. Buku setebal 310 halaman itu berisi aneka macam teknik, pengalaman, dan metode intelijen, baik secara ilmiah maupun aplikasi praktis.   "Memang hanya orang aneh yang mau jadi intel,"  katanya lantas tersenyum kecil.

Alumnus Jurusan Ilmu Pemerintahan UGM itu tak sekadar mengarang indah dalam bukunya, tapi hasil dari pengalamannya bergabung dengan Badan Intelijen Negara (BIN). Berbagai penugasan sudah dia jalani. Dia hitung sudah 35 negara disinggahi dalam baktinya sebagai intelijen.

DUNIA intelijen selalu penuh misteri dan kerahasiaan. Apakah hidup sebagai mata-mata seindah yang digambarkan dalam film James Bond besutan Holywood?

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News