Agar Tak Mubazir, KPAI Minta Kemendikbud Tambah Kuota Umum untuk PJJ

Agar Tak Mubazir, KPAI Minta Kemendikbud Tambah Kuota Umum untuk PJJ
Retno Listyarti. Foto: dok/JPNN.com

Adapun perinciannya adalah sebesar 87,2 persen responden melakukan interaksi PJJ secara daring melalui chating dengan aplikasi WA/Line/telegram/IG, sebanyak 20,2 persen menggunakan zoom meeting, 7,6 persen video call WA dan telepon hanya 5,2 persen.

"Artinya, mayoritas menggunakan aplikasi yang justru lebih membutuhkan kuota umum. Aplikasi seperti Zoom meeting malah hanya digunakan para guru sebanyak 20 persen saja dari total 1700 responden siswa," jelasnya.

Hasil survei PJJ siswa juga menunjukkan bahwa penugasan yang paling tidak disukai siswa adalah membuat video dan foto. Selain membutuhkan memori besar di gadget, juga memerlukan kuota besar saat pengiriman melalui aplikasi WA guru ataupun media social lainnya.

Pengiriman ataupun menerima video kiriman, semuanya butuh kuota besar, sehingga 5 persen kuota umum rasanya terlalu sedikit. Dari survei KPAI, penugasan mengirim video mencapai 55 persen dari 1700 responden.

Dari survei PJJ siswa yang dilakukan KPAI, hanya 43,3 persen guru yang menggunakan platform. Dari jumlah tersebut, 65 persen menggunakan google classroom, sebanyak 24,5 persen menggunakan platform Ruang Guru, Rumah Belajar, Zenius dan Zoom; sedangkan 10 persen menggunakan aplikasi WhatsApp.

“Kuota belajar dalam paket yang diberikan kepada para peserta didik berdasarkan apa spesifikasinya, apakah aplikasi yang sudah menjadi partner Kemendikbud atau semua aplikasi dapat dipergunakan dengan tidak terikat pada provider tertentu, sehingga peserta didik dapat memanfaatkan paket belajar?" tanya Retno.

Kalau misalnya peserta didik melakukan pembelajaran tetapi dari sekolah harus menggunakan aplikasi lain selain dari yang di paketkan, itu berarti akan masuk ke kuota umum. Belum lagi kalau gurunya mengharuskan videocall, maka 5 GB akan cepat habis dengan kuota utama dibanding kuota belajar.

Sementara itu, merujuk pada hasil survei KPAI, maka kuota belajar berpotensi mubazir karena minim digunakan, sebab mayoritas guru justru lebih senang menggunakan aplikasi yang jatuhnya justru merupakan kuota umum.

KPAI berikan saran penggunaan anggaran Rp 7 triliun yang efektif untuk paket kuota internet.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News