Ahli Epidemiologi Sebut Libur Panjang Bagai Dua Mata Pisau, Ini Alasannya

Ahli Epidemiologi Sebut Libur Panjang Bagai Dua Mata Pisau, Ini Alasannya
Ahli epidemiologi Dicky Budiman mengatakan bahwa libur panjang Lebaran sebagai dua mata pisau. Foto ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ahli epidemiologi dari Griffith University Australia Dicky Budiman menilai libur panjang Lebaran 2022 sebagai dua mata pisau.

Menurut dia, hal tersebut bisa berdampak baik dan buruk bergantung pada manajemen pemerintah pusat dan daerah dalam meminimalkan risiko saat masyarakat mudik.

"Akan ada pergerakan bersama yang besar sekali sebelum tanggal 29 yang melibatkan banyak orang. Nah, risiko ini harus kembali dimitigasi," kata Dicky, Kamis (7/4).

Libur panjang dinilai akan memicu banyaknya masyarakat yang mudik dan potensi dampak buruk berupa penyebaran Covid-19.

Untuk itu, Dicky menekankan pentingnya imunitas masyarakat melalui vaksinasi Covid-19.

"Dalam hal ini, dosis dua maupun booster menjadi sangat penting," tambahnya.

Dicky mengaku tidak bisa memastikan dampak yang akan terjadi dari libur panjang Idulfitri.

Meski begitu, jika masa mudik Lebaran bisa dilalui tanpa lonjakan kasus Covid-19, itu merupakan pencapaian yang baik.

Ahli Epidemiologi dari Griffith University Australia Dicky Budiman menyebut libur panjang Lebaran 2022 sebagai dua mata pisau

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News