Ahmad Fuadi, di Balik Negeri 5 Menara

Bikin Novel, Diajari Istri Nulis

Ahmad Fuadi, di Balik Negeri 5 Menara
SUKSES - Ahmad dan istri saat ditemui di Plaza Senayan, Jakarta, Kamis (11/8). Foto: Fedrik Tarigan/Jawa Pos.
JAKARTA - Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang paling bermanfaat bagi orang lain. Itulah moto hidup Ahmad Fuadi. Niat tersebut tertuang dalam novel mega best seller Negeri 5 Menara dan Ranah Tiga Warna. Dua novel yang terinspirasi dari kisah nyata sang penulis tersebut berhasil mengilhami banyak orang dalam memperjuangkan mimpi yang harus dibela mati-matian dan disertai dengan keikhlasan.

Fuadi berhasil membuka mata ribuan orang tentang kehidupan di balik Pondok Modern Gontor yang tersohor. Mantra berbahasa Arab "man jadda wajada" (siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil) dalam buku pertama serta "man shabara zhafira" (siapa yang bersabar akan beruntung) menjadi populer.

Penulis asal Maninjau, Sumatra Barat, itu benar-benar membuktikan kedahsyatan dua mantra tersebut dalam hidupnya. Dia menyebut dirinya anak kampung dari tepi Danau Maninjau yang sukses menginjakkan kaki di negeri orang. Bukan hanya satu, melainkan empat negeri. Yakni, Singapura, Kanada, Inggris, dan Amerika Serikat. Semua dicapai berkat beasiswa.

"Mantra bahasa Arab itu sebenarnya ada dari dulu. Cuma, mantra tersebut baru populer sekarang. Kalau mau benar-benar menerapkan, kita bisa berhasil," katanya saat ditemui di Plaza Senayan pada Kamis lalu (11/8).

JAKARTA - Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang paling bermanfaat bagi orang lain. Itulah moto hidup Ahmad Fuadi. Niat tersebut tertuang dalam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News