Aim Jalan Kaki dari Pekalongan ke Tanah Suci, Berbekal Sedikit Uang

Aim Jalan Kaki dari Pekalongan ke Tanah Suci, Berbekal Sedikit Uang
Ayah kandung Khamim, Solichin, saat menceritakan awal perjalanan Aim menuju Tanah Suci. Foto: MUHAMMAD HADIYAN/RADAR PEKALONGAN/JPNN.com

Solichin menuturkan, kenekatan Aim untuk sampai ke Mekah hanya dengan berjalan kaki tanpa minta uang saku kepada siapa pun.

"Anak saya ini keukeuh dengan pendiriannya. Kalau sudah punya keinginan, pasti dilakukan dengan usahanya sendiri," ungkap Solichin.

Diceritakan, keinginan anaknya untuk menunaikan haji ke Mekah dengan berjalan kaki sudah dilontarkan sejak dia masih kuliah di Universitas Negeri Semarang (Unnes).

Anak keempat dari empat bersaudara ini selepas kuliah membulatkan tekadnya untuk pergi menunaikan haji dengan jalan kaki.

"Saat kakaknya yang di Jakarta meminta dia untuk kerja dulu, dia malah tidak mau. Dia justru mempersiapkan fisik maupun mentalnya selama tiga tahun," tutur pria paruh baya tersebut.

Sarjana Ekonomi Pembangunan Unnes ini melakukan persiapan khusus selama tiga tahun sebelum berangkat, seperti mengurus surat-surat dan lain sebagainya.

"Di Kemenag, saya dipanggil. Disuruh tanda tangan atas perjalanan anak saya itu. Baru setelah saya tanda tangan, surat dari mereka bisa keluar," jelasnya.

Sedianya Aim didampingi dua rekannya. Namun, sampai di Tegal kedua temannya menyerah tidak melanjutkan.

Mochammad Khamim Setiawan (29), pemuda asal Kota Pekalongan jalan kaki dari kampung halaman ke Mekah, Arab Saudi, untuk menunaikan ibadah haji.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News