Air Mata sang Ibu Menetes saat Anaknya Digelandang Densus 88

Air Mata sang Ibu Menetes saat Anaknya Digelandang Densus 88
Anik, salah seorang keluarga terduga teroris di jalan Lebak Timur 3D Surabaya, kemarin, Rabu (8/6/2016). FOTO: Dipta Wahyu/Jawa Pos

jpnn.com - LIANA, 45, menangis. Matanya memerah. Ada air mata yang terlihat jatuh di pipi perempuan itu. Dia masih tak percaya jika anak keduanya Feri Novendi terjangkit jaringan terorisme.

‘’Dia anaknya baik, pendiam. Tidak mungkin ikut jadi teroris,’’ ujarnya tak percaya.

Dengan memakai kerudung hitam, ditemani mantunya yang juga istri dari Feri, Liana tak kuasa melihat rumahnya digeledah tim Densus 88, kemarin (8/6). Dia juga tidak mengira Feri menyimpan beberapa bahan yang bisa digunakan untuk merakit bom.

‘’Beberapa minggu ini dia (Feri, RED) jadi pendiam, waktu ditanya kenapa bilangnya gakpapa,’’ terang Liana yang terlihat masih shock atas penangkapan anak bungsunya tersebut. 

Dia juga mengatakan bahwa Feri adalah anak yang baik, tidak pernah menyusahkan kedua orang tuanya. Disamping itu Feri juga rajin mengaji karena sempat dipondokkan di Langitan dan Gontor.

Warga sekitar rumah yang digeledah Densus 88 juga tidak menyangka bahwa Feri terlibat jaringan radikal ISIS. Seperti yang dikatakan oleh Gufron Muhammad, 50. 

Dia mengatakan terduga teroris itu memang anak yang tertutup. Bahkan dia tidak pernah terlihat bersosialisasi dengan teman-teman di rumahnya. ‘’Dia dari kecil di sini, tapi jarang gumbul,’’ bebernya.

Gufron hanya tahu terakhir Feri bekerja di salah satu distributor emas, bagian packaging. Menurut pengakuan pria yang sudah tinggal lama di daerah Lebak Agung itu, rumah kediaman Feri yang digrebek seminggu terakhir memang tidak berpenghuni.

LIANA, 45, menangis. Matanya memerah. Ada air mata yang terlihat jatuh di pipi perempuan itu. Dia masih tak percaya jika anak keduanya Feri Novendi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News