Airlangga Diingatkan Tak Terlalu Dekat dengan Pak JK

Airlangga Diingatkan Tak Terlalu Dekat dengan Pak JK
Airlangga Hartarto. Foto: Hendra Eka/Jawa Pos

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Karyono Wibowo mengatakan, Airlangga Hartarto sedang membutuhkan dukungan politik dari banyak pihak termasuk penguasa untuk bisa menjadi ketua umum Partai Golkar menggantikan Setya Novanto.

Untuk itu, Karyono menilai Airlangga perlu mempertimbangkan lagi kedekatannya dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). Sebab hubungan tersebut justru bisa memunculkan persoalan dalam hubungannya dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Menurut Karyono, Jokowi membutuhkan PG untuk mengamankan pencalonannya pada Pilpres 2019. Selain itu, Jokowi juga butuh Partai Golkar untuk mengamankan pemerintahannya sampai 2019.

“Terutama dukungan Golkar di parlemen sangat penting agar tidak terjadi seperti di awal-awal 2014 di mana Golkar justru memimpin oposisi pada saat itu,” kata Karyono, Jumat (8/12).

Karyono menambahkan, Airlangga tentu membutuhkan dukungan JK. Sebab, jika Airlangga tak merangkul dan melibatkan JK, akan sangat sulit baginya memenangkan munaslub PG.

“Karena bagaimanapun JK cukup berpengaruh di Golkar hari ini. Dia wapres dan mantan ketum golkar, serta punya kekuatan logistik yang kuat. Sedangkan pihak lain seperti ARB (Aburizal Bakrie) pengaruhnya makin lemah,” ungkap Karyono.

Hanya saja, Karyono mengingatkan Airlangga agar tidak terlalu dekat dengan Pak JK. “Memang pengaruh JK terhadap Airlangga jangan terlalu dominan sehingga banyak yang mungkin merasa tak nyaman,” paparnya.

Dia mengakan, justru yang perlu dilakukan Airlangga adalah menjaga keseimbangan politik. Sehingga tidak ada pihak yang dominan memengaruhi Airlangga jika kelak memimpin partai berlambang pohon beringin itu. “Artinya dia tak boleh dikendalikan oleh satu orang," tegasnya.

Kedekatan Airlangga Hartarto dengan Pak JK justru bisa memunculkan masalah hubungannya dengan Pak Jokowi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News