Ajak Santri dan Kiai Tak Pilih Prabowo-Hatta Karena Kicauan Fahri

jpnn.com - JAKARTA - Langkah Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) memeriksa politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Fahri Hamzah terkait kicauannya di Twitter yang menyebut Joko Widodo (Jokowi) sinting ternyata belum memuaskan kalangan santri. Sebab, para santri juga menuntut PKS memberi sanksi ke Fahri
Menurut Dewan Koordinasi Nasional Laskar Santri Nusantara (LSN), M Utomo Andy Noerahman, kicauan Fahri yang menganggap Jokowi sinting karena mendukung penetapan Hari Santri Nasional merupakan penghinaan kepada jutaan santri, ulama dan pesantren di Indonesia. Karenanya, sudah sepantasnya Fahri mendapat sanksi.
“Kami meminta kepada DPP PKS agar memberi efek jera kepada kadernya yang telah menodai kerukunan berbangsa dan bernegara,” kata Utomo dalam rilisnya ke media, Kamis (3/7) malam.
Ditambahkannya, Bawaslu juga sudah semestinya menindak Fahri. “Bawaslu agar melakukan tindakan tegas dengan memberikan sanksi,” lanjut Utomo.
Selain itu, Utomo juga mengajak kalangan santri, kiai dan ulama yang mendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa untuk menarik dukungan. Sebab, Fahri yang juga termasuk dalam Tim Pemenangan Prabowo-Hatta sudah menghina jutaan santri, kiai, ulama dan pesantren.
“Kami mengimbau kepada seluruh santri se Indonesia untuk menarik dukungannya kepada Prabowo-hatta karena tim suksesnya telah menghina jutaan santri, ulama dan pesantren. Benar yang dikatakan calon presiden H Joko Widodo, bahwa santri adalah kekuatan akar rumput di Indonesia, sehingga sudah semestinya bahwa santri tidak bisa dipandang sebelah mata dan sangatlah pantas jika 1 Muharam dijadikan Hari Santri Nasional,” pungkas Utomo.(ara/jpnn)
JAKARTA - Langkah Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) memeriksa politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Fahri Hamzah terkait kicauannya di Twitter yang
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Restu Widiyantoro Diharapkan Memperkuat PT Timah dengan Profesionalisme
- LPPOM Fasilitasi Lebih dari 100 Penggilingan Daging Halal di 19 Provinsi
- KPK Periksa WN Korsel di Seoul Terkait Kasus Suap PLTU Cirebon
- Waka MPR Lestari Moerdijat Ungkap Perlunya Identifikasi Masalah Perempuan dengan Tepat
- Bongkar Penyelundupan Benih Lobster, Bea Cukai Batam Cegah Negara Rugi Rp 48 Miliar
- ERIA Tegaskan Pentingnya Peran Pemimpin Dalam Perdamaian Berkelanjutan