Akademisi: Pertumbuhan Predator Lebih Lambat dari Belalang

Akademisi: Pertumbuhan Predator Lebih Lambat dari Belalang
"Pasukan' belalang mengepung bandara Umbu Mehang Kunda di Waingapu ibu kota Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Sabtu (10/6). Foto: Timor Express/JPNN.com

jpnn.com, KUPANG - Akademisi Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang yang juga Pembantu Dekan III Fakultas Pertanian (Faperta), Lince Mukkun mengatakan kejadian munculnya belalang kumbara (Locusta Migratoria) yang sempat mengepung bandara Umbu Mehang Kunda (UMK) Waingapu, merupakan siklus musiman yang terjadi di Sumba Timur, termasuk beberapa wilayah lain di NTT.

Menurut Lince, peristiwa munculnya belalang kumbara yang memenuhi udara Waingapu pada Sabtu (10/6) bukan baru kali ini terjadi. Ini adalah siklus tahunannya belalang kumbara.

Kejadian sebelumnya terjadi pada tahun 1997, 2004 dan kini muncul lagi tahun 2017. Dan fenomena ini bukan cuma terjadi di wilayah Sumba Timur, namun juga beberapa daerah lain di NTT seperti Kabupaten Belu, TTU dan Kota Kupang.

“Jadi belalang kumbara ini muncul hanya pada musim atau periode tertentu, seperti sekarang ini," ungkap Lince seperti dilansir Timor Express (Jawa Pos Group), Selasa (12/6).

Lince menjelaskan jika dilihat dari populasinya, belalang memiliki siklus sendiri yang dipengaruhi iklim atau alam. Sedangkan siklus hidup belalang sendiri hanya 50 hari, mulai dari telur, serangga muda, hingga serangga dewasa.

Menurut Lince, cara penanganan belalang tersebut adalah dengan melakukan pemantauan. Sebab belalang tidak akan hilang dari pertanian, Adapun cara lain yaitu mengembangkan predator belalang, sehingga populasi belalang dapat berkurang.

Lince menyebutkan, munculnya ribuan bahkan jutaan belalang lantaran predator belalang yang ada di Sumba Timur nyaris punah, seperti burung. Meski demikian, lanjutnya, masih ada predator-predator belalang lain yang bisa dikembangkan seperti burung atau serangga lainnya atau jamur yang memiliki siklus hidup lebih lama dari belalang.

Karena pertumbuhan predator lebih lambat dari belalang, sehingga hukum alam tentang memakan dan dimakan itu tidak berjalan baik.

Akademisi Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang yang juga Pembantu Dekan III Fakultas Pertanian (Faperta), Lince Mukkun mengatakan kejadian munculnya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News