Akademisi Ungkap 2 Tantangan Tata Kelola Intelejen di Indonesia

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Laboratorium Ilmu Politik) Universitas Bakrie Yudha Kurniawan mengungkapkan bahwa ada dua tantangan yang muncul terkait tata kelola intelijen yaitu, pengelolaan sumber daya manusia dan mekanisme pengawasan.
Hal itu diungkapkan Yudha dalam diskusi 'Dinamika Reformasi dan Tata Kelola Intelijen' pada Rabu (19/3/2025) di Kampus Universitas Bakrie, Rasuna Said, Jakarta.
"Pengawasan Intelijen yang ada pada Komisi 1 DPR RI melalui Timwas Intelijen masih bersifat politis, perlu ada pemikiran mengenai model pengawasan intelijen yang lebih memadai”, ujar Aditya.
Direktur Eksekutif LESPERSSI Rizal Darma Putra menyebut bahwa pengawasan yang akuntabel sangat penting.
Jika pengawasan intelijen tidak sepenuhnya transparan, tetapi prinsip akuntabilitas sangat penting.
"Jadi, prinsip kontrol demokratis," kata dia.
Oleh karena itu, tim pengawas intelijen perlu memiliki kewenangan penyidikan ketika terjadi penyimpangan.
Mayjen TNI (Purn) Dr. rer.pol. Rodon Pedrason mengatakan dari sisi kelembagaan intelijen ada perkembangan yang dapat dilihat saat ini.
Kepala Laboratorium Ilmu Politik) Universitas Bakrie Yudha Kurniawan mengungkapkan bahwa ada dua tantangan yang muncul terkait tata kelola intelijen yaitu
- Kunker ke Kepulauan Riau, BAM DPR Berjanji Serap Aspirasi Warga Rempang
- Ketua Komisi II DPR Sebut Kemandirian Fiskal Banten Tertinggi di Indonesia pada 2024
- Rempang Eco City Tak Masuk Daftar PSN Era Prabowo, Rieke Girang
- Momen KSAL Minta Tunggakan BBM TNI AL Rp 2,25 T ke Pertamina Diputihkan
- PSN Rempang Eco City Tak Masuk Perpres yang Diteken Prabowo, Rieke: Batal!
- Jampidsus Sita 47.000 Ha Lahan Sawit Ilegal, Sahroni: Langkah Konkret Kembalikan Kerugian Negara