Akademisi Ungkap 2 Tantangan Tata Kelola Intelejen di Indonesia

Dia menyebut lembaga BIN saat ini cukup akademis, dan adaptif seiring dengan perubahan pada lingkungan strategis.
"Penambahan kedeputian baru seperti siber dan komunikasi dan informasi," kata Rodon.
Diskusi dihadiri oleh para narasumber diantaranya adalah Gubernur Sekolah Tinggi Intelijen Negara (2017-2020), Mayjen TNI (Purn) Dr. rer.pol. Rodon Pedrason, M.A, Dr. Rizal Darma Putra (Direktur Eksekutif LESPERSSI), Dr. rer.pol. Aditya Batara Gunawan (Ketua Program Studi Ilmu Politik Unversitas Bakrie), Muhammad Haripin, Ph.D (Peneliti Pusat Kajian Politik BRIN), Broto Wardoyo, Ph.D (Ketua Departemen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia), Awani Yamora Masta, M.Si (Kepala Kantor Internasional FISIP UI), Diyauddin (Analis Utama Maha Data Lab 45), dan Andhika Dinata (Jurnalis inilah.com). (mcr10/jpnn)
Kepala Laboratorium Ilmu Politik) Universitas Bakrie Yudha Kurniawan mengungkapkan bahwa ada dua tantangan yang muncul terkait tata kelola intelijen yaitu
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul
- Tingkatkan Pertahanan Siber, Kasum TNI Terima Kunjungan Kepala Staf Digital Intelijen Militer Singapura
- Kunker ke Kepulauan Riau, BAM DPR Berjanji Serap Aspirasi Warga Rempang
- Ketua Komisi II DPR Sebut Kemandirian Fiskal Banten Tertinggi di Indonesia pada 2024
- Rempang Eco City Tak Masuk Daftar PSN Era Prabowo, Rieke Girang
- Momen KSAL Minta Tunggakan BBM TNI AL Rp 2,25 T ke Pertamina Diputihkan
- PSN Rempang Eco City Tak Masuk Perpres yang Diteken Prabowo, Rieke: Batal!