Akibat Sebut Pribumi, Anies Resmi Dipolisikan

Akibat Sebut Pribumi, Anies Resmi Dipolisikan
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berpidato pada acara Selametan Jakarta di Balai Kota, Jakarta, Senin (16/10). Ini merupakan pidato politik pertama Anies saat menjabat Gubernur DKI Jakarta. Foto : Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Pidato politik Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan menggunakan istilah "pribumi" berbuntut panjang.

Anies dilaporkan oleh Inisiator Gerakan Pancasila dan Benteng Muda Indonesia ke Bareskrim Polri, Selasa (17/10).

Jack Boyd Lapian, hukum Inisiator Gerakan Pancasila menilai, pidato Anies telah melanggar Undang-undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis.

"Diduga dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta terpilih pada 16 Oktober 2017 saat sesi acara sertijab sehubungan dengan pidato politik," kata dia di Bareskrim Polri, Jakarta Pusat, Selasa (17/10) malam.

Jack menyadari memang tidak mengetahui maksud pribumi yang disampaikan Anies. Hanya saja, menurut dia, pidato Anies bertentangan UUD 1945 dan Pancasila.

"Saya lihat ini memecah belah Pancasila. Pada Pancasila tak ada lagi apa bahasamu, apa ras, semua menjadi satu," tegas Jack.

Sementara itu, Kepala Departemen Pidana Hukum dan HAM DPD Banteng Muda Indonesia DKI Jakarta Pahala Sirait menambahkan, pidato Anies juga melanggar Inpres Nomor 26 Tahun 1998 tentang Menghentikan Penggunaan Istilah Pribumi dan Non-Pribumi dalam Semua Perumusan dan Penyelenggaraan Kebijakan, Perencanaan Program, ataupun Pelaksanaan Kegiatan Penyelenggaraan Pemerintah.

"Sejak ada Inpres itu tidak ada lagi istilah pribumi dan nonpribumi," tegas dia.

Anies Baswedan dipolisikan karena sebut kata pribumi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News