Aksi Kejam KKB Dipimpin Langsung Egianus Kogoya

Aksi Kejam KKB Dipimpin Langsung Egianus Kogoya
Personel TNI - Polri di Mapolres Jayawijaya, sebelum diberangkatkan untuk melakukan evakuasi korban penembakan oleh KKB di Distrik Yigi, Nduga, Selasa (4/12). Foto: Polres Jayawijaya for Cendrawasih Pos

jpnn.com, JAKARTA - Tim gabungan TNI dan Polri hingga Selasa (4/12) masih berusaha menjangkau Distrik Yigi, lokasi pembangunan jembatan Trans Papua yang diserbu KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata).

Kemarin pasukan gabungan itu masih tertahan di Distrik Mbua. Mereka bergerak bersama-sama dari Wamena di Kabupaten Jawawijaya melalui jalur darat. Butuh waktu sekitar 8 sampai 12 jam untuk menjangkau Distrik Yigi dari Wamena.

”Tentu pergerakan itu kami tidak mempertimbangkan kecepatan. Tapi, kami pertimbangkan keamanan,” Kapendam XVII/Cendrawasih Kolonel Infanteri Muhammad Aidi.

Tugas awal mereka tidak lain memastikan seluruh informasi yang diterima oleh TNI maupun Polri. Mereka perlu melakukan itu lantaran informasi awal masih satu arah. Petugas tidak bisa mengonfirmasi ulang karena terkendala akses komunikasi.

Sejauh ini, analisis dan identifikasi Kodam XVII/Cendrawasih merujuk informasi awal. Salah satunya soal pimpinan KKB yang diduga menghabisi puluhan pekerja bangunan itu.

Menurut Aidi mereka adalah kelompok lama yang selama ini berbasis di Nduga. Yakni KKB pimpinan Egianus Kogoya. Akhri Oktober lalu, mereka juga beraksi di Mapenduma. Distrik yang lokasinya bersebaeahan dengan Distrik Yigi. Di Mapenduma mereka menyandera dan memerkosa guru.

”Dia yang melakukan penganiayaan terhadap guru dan tenaga kerja yang ada di Mapenduma,” imbuhnya.

Walau belum bisa memastikan, Aidi menuturkan, tidak menutup kemungkinan puluhan pekerja PT Istaka Karya diburu dan dibunuh oleh kelompok tersebut karena mereka merasa terusik. Minggu (1/12) kelompok itu melaksanakan upacara guna memeringati hari kemerdekaan Papua Barat.

KKB yang membunuh 31 pekerja di Nduga merupakan kelompok lama pimpinan Egianus Kogoya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News