Aksi Keji Tentara Jepang di Pulau Bangka Saat Perang Dunia II Akhirnya Terungkap

Aksi Keji Tentara Jepang di Pulau Bangka Saat Perang Dunia II Akhirnya Terungkap
Suster Vivian Bullwinkel adalah satu-satunya yang selamat dari pembantaian yang dilakukan tentara Jepang di Pulau Bangka di tahun 1942. (Foto: Australian War Memorial)

'Kejahatan perang telah disensor'

Mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di Pulau Bangka sudah menjadi obsesi Georgina Banks, seorang penulis selama bertahun-tahun.

Tantenya yang juga seorang perawat, Dorothy Gwendoline Howard Elmes, akrab dipanggil Bud atau Benda, adalah korban tewas dalam pembantaian tersebut.

Termasuk dalam koleksi dokumen yang dimiliki oleh Vivian yang disimpan di Australian War Memorial adalah surat-surat yang ditulis kepadanya dari para sanak keluarga perawat yang tewas.

"Dear Sister Bullwinkel," tulis Evie, tante dari Bud pada tanggal 5 November 1945.

"Kamu pasti mendapat begitu banyak surat dari teman atau sanak keluarga dari para perawat yang menjadi korban pembantaian ini."

Evie mendengar rumor jika para perawat tersebut mati dengan mengenaskan.

"Saya berharap kamu bisa menceritakan kepada saya bahwa Benda tidak mati karena tusukan bayonet," tulisnya.

Kurang dari sebulan kemudian, giliran Dorothy, ibu dari Bud yang menulis kepada Vivian.

Vivian Bullwinkel adalah satu-satunya yang selamat dari pembantaian tentara Jepang di Pulau Bangka

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News