Aksi Keji Tentara Jepang di Pulau Bangka Saat Perang Dunia II Akhirnya Terungkap

'Kejahatan perang telah disensor'
Mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di Pulau Bangka sudah menjadi obsesi Georgina Banks, seorang penulis selama bertahun-tahun.
Tantenya yang juga seorang perawat, Dorothy Gwendoline Howard Elmes, akrab dipanggil Bud atau Benda, adalah korban tewas dalam pembantaian tersebut.
Termasuk dalam koleksi dokumen yang dimiliki oleh Vivian yang disimpan di Australian War Memorial adalah surat-surat yang ditulis kepadanya dari para sanak keluarga perawat yang tewas.
"Dear Sister Bullwinkel," tulis Evie, tante dari Bud pada tanggal 5 November 1945.
"Kamu pasti mendapat begitu banyak surat dari teman atau sanak keluarga dari para perawat yang menjadi korban pembantaian ini."
Evie mendengar rumor jika para perawat tersebut mati dengan mengenaskan.
"Saya berharap kamu bisa menceritakan kepada saya bahwa Benda tidak mati karena tusukan bayonet," tulisnya.
Kurang dari sebulan kemudian, giliran Dorothy, ibu dari Bud yang menulis kepada Vivian.
Vivian Bullwinkel adalah satu-satunya yang selamat dari pembantaian tentara Jepang di Pulau Bangka
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- 2 Mei 1945 dan Kisah Muslim Pahlawan Pengibar Bendera Palu Arit
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas