Aksi Keji Tentara Jepang di Pulau Bangka Saat Perang Dunia II Akhirnya Terungkap

Namun, mengingat militer punya kecenderungan tertentu untuk urusan dokumen, biasanya sulit untuk memilah setiap berkas dan selalu ada seseorang yang tahu ke mana harus mencari.
Pencarian bukti
Pada akhir 1960-an, Barbara Barlow bekerja sebagai juru tulis di Departemen Repatriasi di Melbourne, sekarang Departemen urusan veteran, yang memproses klaim dari mantan personel militer dan sejenisnya yang menjadi difabel karena maju ke medan perang.
Berkas Vivian Bullwinkel disimpan di kantor itu.
Setelah membaca artikel yang ditulis Lynette soal mencari kebenaran pembantaian di Pulau Bangka, tahun lalu ia menghubungi sejarawan dari rumahnya di pedesaan Prancis untuk mengingat-ingat insiden yang terjadi pada tahun 1968.
"Atasan saya sibuk menulis dan mencap sebuah berkas di mejanya dan berkata 'Saya harus menyelesaikan ini dan memasukkannya ke brankas [wakil komisaris]'," kata Barbara.
Itu adalah berkas dengan nama Vivian Bullwinkel.
"Bahwa sebuah berkas harus disimpan dengan alasan keamanan tidak pernah terdengar sebelumnya."
"Semua berkas dari departemen disimpan di perpustakaan pusat."
Vivian Bullwinkel adalah satu-satunya yang selamat dari pembantaian tentara Jepang di Pulau Bangka
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- 2 Mei 1945 dan Kisah Muslim Pahlawan Pengibar Bendera Palu Arit
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina