Aktivis Banyuwangi Nantang Perang
Sabtu, 21 Agustus 2010 – 13:10 WIB
Baca Juga:
Mereka juga mengadakan aksi teatrikal dengan membuat barisan berpakaian hitam-hitam. Aksi tersebut menggambarkan bahwa Indonesia belum benar-benar merdeka. Walau terlihat bersatu, orang-orang berpakaian serbahitam tersebut ternyata tidak bisa berkomunikasi satu sama lain.
Baca Juga:
Koordinator aksi, Erik Trisdiananta mengatakan, aksi itu merupakan kepedulian terhadap kedaulatan bangsa yang sering dilecehkan oleh Malaysia. Warga negara tetangga itu sering melakukan tindak kekerasan terhadap para Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Malaysia juga mencaplok Pulau Sipadan - Ligitan. Ada juga kasus pelanggaran teritorial di sekitar perairan Ambalat, serta mengklaim beberapa warisan seni budaya asli Indonesia sebagai budaya Malaysia. "Kasus terakhir yang sangat membuat kami gerah adalah penangkapan tiga petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) oleh Marine Police Malaysia (MPM) saat menggiring tujuh nelayan asal Malaysia. Padahal, tujuh nelayan Malaysia tersebut sudah memasuki wilayah perairan Indonesia," tegas ketua GMNI Banyuwangi itu.
BANYUWANGI - Para aktivis mahasiswa Banyuwangi turun ke jalan menyikapi ulah negara tetangga, Malaysia kemarin (20/8). Gabungan aktivis Badan Eksekutif
BERITA TERKAIT
- Jaksa Beberkan Peran Sentral Eks Bupati Kuansing Dalam Kasus Korupsi Rp 22,6 Miliar
- Ani Sofian Melantik 850 PPPK Pemkot Pontianak, Ini Pesannya
- Rahima Istri Mantan Gubernur Jambi Dituntut 4 Tahun 5 Bulan Penjara
- Eks Bupati Kuansing Sukarmis Ditahan Jaksa terkait Korupsi Rp 22,6 Miliar
- Kementan Mengevaluasi Upsus Antisipasi Darurat Pangan di Kalimantan Selatan
- Bayar Gaji Ribuan PPPK, Pemkab Banyuwangi Mengalokasikan Rp 250 Miliar Per Tahun