Aktivis Bentuk Tim Investigasi

Kasus Penganiayaan Tama S Langkun

Aktivis Bentuk Tim Investigasi
Aktivis Bentuk Tim Investigasi
“Kekhawatiran ini bukan tanpa alasan, dalam kasus pembunuhan aktivis HAM Munir maupun kasus kekerasan atau ancaman terhadap aktivis antikorupsi di beberapa daerah lain, pihak kepolisian juga tidak berhasil mengungkap siapa dalang kasus pembunuhan, maupun tindakan kekerasan atau ancaman tersebut,” bebernya.

Persoalan tidak terungkapnya kasus itu, lanjut Febri, antara lain disebabkan adanya intervensi pihak tertentu yang menginginkan kasus tersebut tidak menyentuh ke aktor intelektual. Jika pun diproses, karena adanya tekanan publik, yang disentuh hanya aktor lapangan dan bukan aktor sesungguhnya.

“Kedua, kasus penganiayaan ini diarahkan kepada masalah pribadi Tama. Upaya ini dilakukan untuk mengaburkan ataupun mengalihkan isu bahwa penganiyaaan ini tidak terkait dengan kerja-kerja investigasi yang dilakukan oleh  Tama. Padahal kami memiliki keyakinan bahwa penganiayaan yang dilakukan kepada Tama terkait dengan upaya Tama, juga ICW dan Koalisi LSM untuk mengungkap dan melaporkan dugaan rekening gendut milik perwira tinggi Polri yang dinilai mencurigakan, ke Satgas Mafia Hukum dan ke KPK,” beber dia.

Febri mendorong dilakukan proses peradilan yang adil (fair), yang dilakukan oleh pihak Kepolisian. “Tujuannya, agar bisa mengungkap siapa aktor dan motif dibalik penganiyaan terhadap Tama, maka kami minta pihak Komnas HAM untuk melakukan monitoring proses peradilan tersebut,” pungkasnya.(gus/jpnn)

JAKARTA – Koalisi Masyarakat Anti Kekerasan (KMAK) melakukan monitoring terhadap penanganan kasus penganiayaan aktivis Indonesia Corruption


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News