Aktivis Laos Hilang di Thailand, Diduga Korban Konspirasi Negara-Negara Asia Tenggara

Aktivis Laos Hilang di Thailand, Diduga Korban Konspirasi Negara-Negara Asia Tenggara
Ilustrasi penculikan. Foto: Shuterstock

jpnn.com, BANGKOK - Aktivis politik asal Laos, Od Savayong, dinyatakan hilang di Thailand, Jumat (6/9). Dia diketahui sedang menanti hasil pengajuan suakanya ke Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Urusan Pengungsi (UNHCR).

Kasus Od pun menambah daftar para pengungsi dan pencari suaka yang hilang di Thailand. Bahkan, hilangnya Od dianggap sebagai kasus berulang yang kerap terjadi di kawasan Asia Tenggara. Ada kecurigaan pemerintah negara-negara di kawasan bekerja sama menahan dan memulangkan paksa para oposisi dalam pelarian.

"Od barangkali jadi korban terbaru dari langkah pemerintah Thailand yang diduga bekerja sama dengan negara-negara di kawasan untuk memulangkan oposisi dalam pelarian," kata Presiden Lao Movement for Human Rights, Vanida Thephsouvanh.

Sementara itu, Federasi Internasional untuk HAM (FIDH) menuntut Pemerintah Thailand untuk menyelidiki kasus hilangnya Od. Menurut keterangan beberapa warga, Od terakhir kali terlihat pada 26 Agustus.

Od adalah anggota Free Lao, grup informal yang terdiri dari para pekerja migran dan aktivis di Bangkok. Sejak 2017, aktivis politik Laos itu menanti untuk ditempatkan ke negara tujuan yang ditentukan UNHCR.

BACA JUGA: Aktivis Mahasiswa Tewas di Kamar Hotel, Saldo Rekeningnya Lumayan Banyak

UNHCR, sebagaimana disampaikan oleh FIDH, telah menetapkan Od sebagai person of concern atau kelompok orang yang terdiri atas pengungsi, pencari suaka, mereka yang terusir paksa (internally displaced), dan siapapun yang kehilangan status warga negara.

"Polisi siap menyelidiki hilangnya Od Savaong," kata juru bicara Kepolisian Thailand, Krisana Pattanacharoen. Namun untuk saat ini, pihak kepolisian belum menerima laporan kehilangan Od dari kerabat dan sejawat.

Aktivis politik asal Laos dinyatakan hilang di Thailand, Jumat (6/9). Ada kecurigaan pemerintah negara-negara di kawasan bekerja sama menahan dan memulangkan paksa para oposisi dalam pelarian.

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News