Pemerintah Thailand Gelar Pertemuan Rahasia dengan Pemberontak Melayu
jpnn.com, BANGKOK - Pemerintah Thailand menolak membebaskan warga etnis Melayu yang ditahan atas tuduhan terlibat pemberontakan di wilayah selatan. Keputusan tersebut disampaikan dalam pertemuan rahasia dengan delegasi kelompok pemberontak BRN, Jumat (16/8) lalu.
Seperti diberitakan Reuters, BRN meminta pembebasan tahanan sebagai prasyarat pembicaraan resmi gencatan senjata. Konflik di bagian selatan Thailand, yang merupakan kantong etnis Melayu muslim, telah berlangsung selama beberapa dekade dan menewaskan sekitar 7 ribu orang.
"Semuanya harus mengikuti prosedur peradilan," kata Wakil Perdana Menteri Prawit Wongsuwan saat ditanya awak media soal tuntutan BRN, Senin (19/8).
BACA JUGA: Jangan Ditiru Ya, Kecurangan Petahana di Pemilu Thailand Parah Banget
BRN juga meminta agar pemerintah Thailand melakukan penyelidikan transparan terhadap dugaan penyiksaan oleh pasukan keamanan. Permintaan itu muncul karena adanya tuduhan bahwa seorang pria dari wilayah selatan, koma usai diinterogasi militer.
Militer mengatakan sejauh ini tak ada bukti penyiksaan dan pihak berwenang sedang menyelidikinya.
BRN merupakan kelompok pemberontak paling aktif di wilayah selatan. Mereka memilih untuk tidak terlibat dalam pembicaraan damai dengan Pemerintah Thailand. Namun, beredar kabar bahwa mereka sebenarnya pernah menggelar dua pertemuan dengan perwakilan Bangkok dalam beberapa tahun belakangan. (ant/dil/jpnn)
Pemerintah Thailand menolak membebaskan warga etnis Melayu yang ditahan atas tuduhan terlibat pemberontakan di wilayah selatan.
Redaktur & Reporter : Adil
- Thailand Mengawali Piala Asia U-23 2024 dengan Gagah
- Dunia Hari Ini: Turis Selandia Baru Ditahan Setelah Menyerang Polisi Thailand
- Perkenalkan Produk Unggulan, Midea Ajak Teknisi AC dan Jurnalis ke Pabrik di Thailand
- Dunia Hari Ini: Thailand Gagalkan Penyelundupan 87 Hewan, Termasuk Kuskus Sulawesi
- Bea Cukai Musnahkan Roti Milk Bun Asal Thailand, Jumlahnya Gak Main-Main
- Junta Terapkan Wajib Militer, Kaum Muda Myanmar Pilih Kabur ke Thailand