ALASKA: Impor Dibatasi, Infrastruktur Terancam Mangkrak

ALASKA: Impor Dibatasi, Infrastruktur Terancam Mangkrak
Pelabuhan. ILUSTRASI. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Besar pasak daripada tiang! Begitulah situasi negara saat ini. Infrastruktur terancam mangkrak, setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengevaluasi pembangunan infrastruktur yang menguras uang negara. Sebab bahan baku yang diimpor akan mengakibatkan terkurasnya devisa negara karena besarnya belanja negara terhadap bahan baku infrastruktur dan beban utang negara. Sedangkan nilai ekspor tidak mampu mengantisipasi ancaman defisit devisa negara.

Menurut Koordinator ALASKA (Aliansi Lembaga Analisis Kebijakan dan Anggaran), Adri Zulpianto, setelah evaluasi pengerjaan infrastruktur dan Jokowi ditengah ancaman defisit devisa negara, berdampak pada situasi terus mengalami tren negatif di semester pertama tahun 2018.

“Hal tersebut mendorong Jokowi untuk menghentikan impor dalam negeri. Selain itu, kebijakan tersebut kemudian dijalankan untuk memilah bahkan menghentikan beban impor bahan baku pembangunan infrastruktur dan impor hal lain di dalam negeri adalah kepanikan pemerintah atas ulahnya,” kata Koordinator Adri Zulpianto dalam keterangan persnya, Kamis (2/8).

Perlu diketahui, Alaska adalah Aliansa Lembaga Analisis Kebijakan dan Anggaran terdiri dari Lembaga Kaki Publik dan Lembaga Center for Budget Analysis (CBA).

Lebih lanjut, Adri mengatakan pemberhentian terhadap impor bahan baku pembangunan infrastruktur jelas akan mengancam pembangunan infrastruktur itu sendiri. Pasalnya, sebagian besar bahan baku masih di impor dari luar negeri.

Alaska menilai jika impor bahan baku dibatasi, maka pembangunan infrastruktur akan mangkrak, dan mundur dari target penyelesaian. Mundurnya target penyelesaian pembangunan infrastruktur jelas akan membebani biaya pengerjaan.

“Untuk menanggulangi biaya pengerjaan tersebut, mau tidak mau pemerintah akan memberhentikan pembangunan infrastruktur menunggu hingga dolar kembali stabil, atau menunggu sampai devisa negara mampu kembali meroket,” ujar Adri.

Selain itu, negara tidak cukup siap untuk melakukan ekspor guna menekan tren negatif devisa negara. Karena sedikitnya pangsa pasar dalam negeri yang mampu melakukan ekspor.

Alaska menilai jika impor bahan baku dibatasi, maka pembangunan infrastruktur akan mangkrak, dan mundur dari target penyelesaian.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News