Alat Pendeteksi Tsunami Rusak

Alat Pendeteksi Tsunami Rusak
Ilustrasi alat deteksi dini tsunami rusak. Foto: Picture-Alliance

Selain itu, pihaknya juga berharap agar lebih dulu ada pelatihan serta arahan sehingga pihaknya bisa mengoperasikan serta melakukan perawatan. Selama ini, pihaknya juga tak berani mengutak-atiknya. Dikhawatirkan, malah akan membuat alat tersebut tak bisa berfungsi sebagaimana mestinya.

“Semoga bisa secepatnya karena alat ini juga sangat penting. Apalagi akhir-akhir ini cukup sering terjadi gempa. Terakhir kemarin gempa di Banten yang getarannya juga sangat terasa sampai Cianjur,” katanya.

BACA JUGA: 16 Alarm Pendeteksi Tsunami Dipasang di Jatim

Kendati alat tersebut rusak dan tak bisa dioperasikan, sambung Dodi, pihaknya tetap mengerahkan petugas di lapangan untuk tak henti-hentinya melakukukan sosialisai kepada masyarakat, utamanya di sepanjang pesisir pantai.

Dodi menjelaskan, yang perlu diketahui masyarakat, selain meningkatkan kewaspadaan adalah mengamati gempa. Jika guncangan gempa terjadi sampai dengan 20 detik atau lebih, sangat dimungkinan berpotensi tsunami, jika pusat gempa berada di bawah laut.

“Dan jarak antara gempa dengan gelombang tsunami rata-rata sekitar 20 menit. Dengan jarak waktu tersebut, diharapkan agar masyarakat segera mencari tempat yang lebih aman atau tinggi untuk menghindari gelombang tsunami,” papar dia.

Selain itu, Dodi juga mengimbau agar masyarakat tidak langsung panik saat gempa terjadi. Jika memang ada potensi tsunami, ada baiknya masyarakat mengabarkan kepada yang lainnya.

“Bisa pakai kentongan sebagai tanda peringatan untuk warga. Yang jelas jangan panik, tapi memang harus cepat,” tutupnya. (kim)


Kepala BPBD Kabupaten Cianjur mengakui bahwa alat tersebut sudah lama rusak. Petugas BPBD sampai kini sama sekali tidak bisa mengoperasikannya.


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News