Alexander Meninggal Karena Minum Pil yang Dibeli di Snapchat, Ibunya Menuntut

Alexander Meninggal Karena Minum Pil yang Dibeli di Snapchat, Ibunya Menuntut
Alexander Meninggal Karena Minum Pil yang Dibeli di Snapchat, Ibunya Menuntut

Monica Barratt dari RMIT University di Melbourne adalah pakar obat-obatan di dunia digital, sekaligus peneliti.

"Ketika kita bertanya, 'Mengapa Anda menggunakan aplikasi daripada situs gelap?' Mereka akan berkata, 'Ini lebih cepat. Saya bisa mendapatkan obat lebih cepat karena ini sifatnya pertukaran langsung.'

"Para pengedar akan menampilkan video-video dari obat-obatan ini. Mereka akan membuka bungkusnya atau menunjukkan seperti apa obat itu dari aspek yang berbeda."

Tapi tidak hanya berhenti di video saja.

Fitur 'Location' di Snapchat digunakan untuk mengirim menu kepada calon pembeli, yang kemudian akan menghilang setelah dilihatnya. Ada juga kode, jenis huruf, dan emoji tertentu yang memberikan kode kepada calon pembeli jika akun mereka menjual narkoba.

Salah satu orang tua yang kehilangan anak mereka karena 'overdosis' mengatakan memesan narkoba di jejaring sosial semudah memesan pizza.

Kepala komunikasi Snapchat, Rachel Racusen, mengatakan perusahaannya berkomitmen untuk menemukan, kemudian menghapus akun pengedar narkoba.

"Dalam beberapa bulan terakhir, kami terus memperkuat machine-learning kami, untuk secara proaktif mendeteksi aktivitas terkait narkoba, kemudian bekerja dengan DEA [Administrasi Penegakan Narkoba] dan para pakar lainnya untuk terus memperbarui upaya ini, seiring dengan berkembangnya perilaku ini, " dia berkata.

Ibu dari Alexander ingin Snapchat bertanggung jawab, apalagi setelah sejumlah orang tua mengatakan membeli narkoba di sosial media semudah memesan pizza

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News