Alhamdulillah, Ada Sumur di Areal Masjid tak Pernah Kering

Alhamdulillah, Ada Sumur di Areal Masjid tak Pernah Kering
Warga mengambil air di sumur. Foto: Dedi Shopan Shopian/Lombok Pos/JPNN.com

jpnn.com, LOMBOK TIMUR - Sejumlah desa dan kelurahan di wilayah Lombok Tengah, NTB, mengalami kekeringan yang menyebabkan warga kesulitan mendapatkan air bersih.

Dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, ada 82 desa dari 139 desa/kelurahan di sembilan kecamatan, dari 12 kecamatan yang mengalami kekeringan. Untuk mengatasinya, mereka menyalurkan air bersih secara bergiliran.

Dusun Jabon Desa Selong Belanak, Praya Barat merupakan satu dari sekian banyak desa yang dilanda kekeringan. Warganya memanfaatkan satu-satunya sumur yang tidak pernah kering di areal masjid. Kalau ditempat lain, sudah kering kerontang.

“Selain itu, kami juga mendorong para investor di wilayah kami ini, untuk membantu membangun sumur bor dalam,” kata Kepala Dusun Jabon Lalu Nursai pada Lombok Post (Jawa Pos Group), Sabtu (16/6).

Bagi Nursai, kekeringan di wilayahnya menjadi hal biasa setiap tahun. Hanya saja, tidak ada langkah nyata dari pemerintah. “Apalagi di tempat kami. Jangan ditanya lagi,” cetus H Bangun, Kepala Desa Mertak, Pujut.

Untuk menutupinya, beber Bangun, warga membeli air galon. Harganya Rp 7 ribu per galon. Sementara harga normalnya hanya Rp 5 ribu saja per galon. “Daripada tidak minum, tidak memasak dan lain sebagainya, yah dibeli saja,” keluhnya.

“Puncak kekeringan, kami memprediksi terjadi Agustus-September mendatang,” sambung Kepala BPBD Loteng H Muhamad, terpisah.

Desa-desa yang dilanda kekeringan tersebut, terang Muhamad tersebar di Kecamatan Pujut, Praya Timur, Praya Tengah, Janapria, Praya Barat, Praya Barat Daya, Praya, Kopang dan sebagian Kecamatan Jonggat.

Krisis air bersih akibat kekeringan melanda sejumlah desa dan kelurahan di wilayah Lombok Timur, NTB.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News