Alhamdulillah, Omzet Minimal Rp 75 Juta per Bulan
Dengan produksi yang terbatas, Suryani mengaku menjualnya ke masyarakat cukup berat.
Harga yang dipatok cukup mahal dan masyarakat umum selaku konsumen yang masih di sekitaran Desa Senteluk Kecamatan Batulayar dan di sekolah-sekolah masih belum mengetahui dengan makanan berbahan baku rumput laut.
“Pertama kali kami menjualnya cukup sulit, karena harga lebih mahal dari harga produk yang sama di luar. Ketika itu pangsa pasar masih di warung dan anak sekolah dan tetangga,” tuturnya.
Meski mengalami berbagai kendala dan tantangan dalam pemasaran termasuk permodalan yang terbatas, tak lantas membuat Suryani pasrah begitu saja.
Ia bersama beberapa anggota kelompok Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang sebagian besarnya perempuan istri nelayan setempat, dilibatkan untuk memproduksi berbagai camilan berbahan baku rumput laut tersebut.
“Penjualan saat pertama produksi itu omzet per bulannya Rp 1,5 juta untuk beberapa jenis camilan,” ujar Suryani.
Dia tidak putus asa. Dia terus mengembangkan usahanya dengan berjuang memasarkan produk makanan berbahan baku rumput laut tersebut. Lambat laun produksinya mulai dikenal.
Tak hanya nikmat dan tampilan lebih menarik, makanan berbahan baku rumput laut ini mendapatkan perhatian dari konsumen karena bebas dari bahan berbahaya, baik itu zat pewarna maupun pengawet berbahaya bagi kesehatan manusia yang mengkonsumsinya.
Baiq Siti Suryani sudah menikmati rintisan usahanya. Berawal dari usaha kecil-kecilan dengan omzet perhari tak lebih dari Rp 100 ribu, kini sudah
- RichWorks Siap Memandu Ratusan Wirausaha Naik Kelas
- Dorong Usaha Kader Bertumbuh, Hima Persis Gelar Pelatihan Meta Ads
- Rahasia Sukses Alumni Prakerja di Pelatihan Cariilmu: Transformasi dari Ibu Rumah Tangga jadi Pengusaha Muda
- Dengan Skema Syariah BTN, Gen Z Hingga Wirausaha Kini Bisa Punya Rumah
- Karagenan Alor
- Anies Siap Kembangkan Potensi Rumput Laut di Sumenep, Pakai Cara Ini