Alpukat Sigit

Oleh: Dahlan Iskan

Alpukat Sigit
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - Di hari kedua masa kampanye capres kemarin saya ke Madiun dan Magetan: ke Unipma, ke Takeran, dan ke dekat Temboro.

Di Madiun saya bersama Wali kota Dr Maidi ke Universitas PGRI. Ada seminar di situ. Bersama anggota DPR dapil Madiun Soehartono.

Alpukat Sigit

Baca Juga:

Saya salami Maidi: baru sehari sebelumnya mendapat gelar doktor dari Universitas Terbuka. Disertasinya tentang kebijakan publik.

Maidi memang sangat fenomenal: dalam satu periode, kota Madiun berubah total. Drastis. Rapi. Bersih. Indah.

Di Magetan saya menemui Pak Sigit Supriyadi di Desa Taji. Tidak sulit ke Taji. Saya sudah sering ke Temboro. Ke pusat Jamaah Tablig Indonesia itu. Lokasi Taji di sebelah Temboro.

Baca Juga:

Tiba di Taji sebenarnya saya ingin langsung ke lokasi tungku. Yakni tungku sampah ciptaan Pak Sigit. Namun, seluruh perangkat sudah berkumpul di kantor desa. Saya perlu lebih dulu menyapa mereka.

Pak Sigit adalah lurah baru di Taji. Mendadak saya menebak: hari itu lagi ada yang ulang tahun –semua perangkat pakai seragam Korpri.

Saya menangkap semangat Sigit yang tinggi untuk mengubah nasib desanya. Saya mendoakannya dalam hati. Lalu mengajaknya cepat-cepat ke tungku sampah ciptaannya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News