Alsintan Jadi Solusi Kekurangan Tenaga Kerja Tani di Bali

Alsintan Jadi Solusi Kekurangan Tenaga Kerja Tani di Bali
Petani panen padi menggunakan alsintan. Foto: Kementan

Selain itu, rice transplanter bisa dikatakan menjadikan penanam bibit padi dengan jumlah, kedalaman, jarak dan kondisi penanaman yang seragam serta cepat proses pengerjaannya.

Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Bali, I Wayan Sudiarta mengatakan, sebelum ada wabah, tenaga panen biasanya didatangkan dari daerah Jawa. Tetapi setelah ada wabah, jumlah tenaga panen yang datang sangat berkurang.

"Untuk mengatasi masalah tenaga kerja, akhirnya petani mengoptimalkan penggunaan Alsintan, seperti combine harvester untuk panen padi. Dengan alat combine harvester, panen menjadi lebih cepat dan gabahnya malah lebih bersih,” ungkapnya.

Dia menambahkan, dalam kondisi wabah seperti ini, petani memang lebih efektif menggunakan Alsintan, mulai dari penanaman sampai pemanenan.

“Litbang Pertanian telah banyak menghasilkan inovasi di bidang Alsintan, yang siap dimanfaatkan sebagai alternatif mengatasi masalah kekurangan tenaga kerja,” jelasnya.

Di tempat lain, PPL Desa Sumber Sari, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Maidina Fasa mengaku, meski pandemi Covid-19, dirinya selalu mendampingi dan mengawal aktivitas kelompok tani di wilayah binaannya.

“Hari libur saya tetap setia mendampingi petani maupun kelompok tani dalam usaha pertanian,” katanya.

Peran aktif penyuluh sebagai pendamping petani di lapangan sangat penting di tengah pandemi Covid-19, mengingat kegiatan petani dilakukan secara langsung di sawah, tentunya berbeda dengan aktivitas pekerjaan lain yang bisa dilakukan di rumah.(ILK/JPNN)

Mentan mengatakan dengan Alsintan, proses pertanian bisa dilakukan dengan cepat dan efisien.


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News