Alsintan Kementan Mudahkan Kerja Petani Lahan Rawa Sumsel
Dari satu unit ekskavator dapat mengerjakan long storage sepanjang 20 km dengan lebar 2,5 meter.
Ini dapat mengairi sawah seluas 1.800 hektare dengan indeks pertanaman (IP) 200, yakni menanam padi dua kali setahun.
Produktivitas padi yang tadinya 8,5 ton menjadi 13 ton per hektare untuk dua musim tanam. Jadi, ada selisih lima ton per hektare,” ungkap Hendrik.
Hendrik menjelaskan, dalam pengerjaan optimalisasi lahan rawa menjadi lahan sawah produktif ini, pemerintah desa memanfaatkan dana desa untuk biaya BBM dan operator.
Total dana desa mencapai Rp 800 juta, namun digunakan untuk membuat long storage sepanjang 20 km dengan lebar 2,5 meter hanya Rp 270 juta.
“Namun, dengan adanya bantuan ekskavator, pengerjaan ini bisa dilakukan hanya butuh waktu dua bulan saja. Kalau tidak ada ekskavator, bisa 5 tahun,” jelasnya.
Kemudian, sambung Hendrik, jika tidak ada ekskavator, pengerjaan long storage tersebut juga membutuhkan dana Rp 900 juta untuk sewa alat dan bahan bakar minyak Rp 160 juta.
Belum lagi biaya operator, per meternya Rp 3 juta sehingga totalnya biaya operator untuk long storagesepanjang 20 km itu sebanyak Rp 60 juta.
Kementerian Pertanian (Kementan) sedang gencar menggarap lahan rawa lebak dan pasang surut. Alat dan mesin pertanian (alsintan) berupa ekskavator yang diberikan kepada masyarakat tani akan dioptimalkan pemanfaatannya.
- Jaring Potensi Petani Muda, Inilah 75 Nominee Young Ambassador Agriculture Pilihan Kementan
- Gelar Evaluasi dan Asistensi, Kementan Siap Kawal Program Wajib Tanam Bawang Putih
- Presiden Jokowi Senang Produksi Jagung Meningkat di Sumbawa NTB
- Tinjau Panen Jagung Bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi: Semua Pihak Ambil Langkah
- Regenerasi Petani, Kementan Gelar Bootcamp di Bogor
- Tingkatkan Teknologi Pertanian, Kementan Jalin Kerja Sama dengan Iran